Pages

Sunday, 11 March 2012

Mahasiswa Dan Gerakan Dakwah Salaf


KORAN FAJAR tanggal 11 Maret 2012 dalam KAMPUSIANA


Mahasiswa Dan Gerakan Dakwah Salaf
( Oleh Muh. Abid Fauzan, dari berbagai sumber)

Pemuda merupakan aset terbesar bangsa sekaligus tumpuan harapan yang akan menegakkan kembali cita-cita bangsa sebagai sumber kekuatan dan pembela martabat bangsa. Mahasiswa merupakan bagian dari pemuda Islam berada pada institusi pendidikan tinggi, yang diharapkan kembali dapat menjadi pembela aqidah Islamiyah. Dengan potensinya yang memiliki semangat dan gagasan baru karena cara pandangnya yang ideal serta kemurnian idealisme yang dimilikinya menjadi titik temu dengan zaman baru yang harus diawali dengan semangat dan gagasan baru. Mahasiswa dituntut untuk peduli terhadap kelangsungan nasib bangsa ini yang digelari dengan ”the creative minority”. Dengan fungsinya sebagai agen perubah, mahasiswa diharapkan memiliki sensitivitas terhadap lingkungan sosial, mampu memperbaiki dan akhirnya dapat melindungi masyarakat.


Realita Mahasiswa
Mahasiswa sebagai generasi penerus adalah aset yang sangat berarti bagi sebuah miniatur kehidupan ummat manusia karena mahasiswa merupakan kelompok yang paling elitis. Dengan mobilitas vertikalnya, mahasiswa biasanya menanjak menjadi bagian dari kelompok elit yang berpengaruh di masyarakat. Oleh karena itu, jika masyarakat kini membutuhkan Islam sebagai solusi dari permasalahan mereka, maka mahasiswa harus berusaha keras mengenalkan Islam, mengajak dan membimbing masyarakat untuk berada dalam suasana Islami, menjaga masyarakat dengan nilai-nilai Islam dan membentuk masyarakat dengan kepribadian Islam.

Namun realitanya begitu banyak orang yang ingin menjauhkan mahasiswa dari agamanya berupaya sekuat tenaga untuk menyuguhkan berbagai sajian ‘menarik’ untuk menjebak dan menjerumuskan mereka ke lembah kehancuran akhlak dan masa depan mereka. Semoga Allah tidak memperbanyak golongan perusak semacam mereka…

Di sisi lain, kita juga melihat ada sebagian kalangan yang berupaya -dengan segala keterbatasan yang ada- untuk membendung arus pemikiran dan gaya hidup menyimpang yang tengah disebarluaskan di tengah generasi muda umat ini. Semoga Allah meneguhkan mereka dan melipatgandakan pahala atas kesabaran dan keikhlasan mereka…

Saudaraku, semoga Allah menyatukan kita di atas jalan yang lurus... Kemerosotan akhlak mahasiswa kita seperti demo yang anarkis, seks bebas dll adalah persoalan yang harus diatasi. Kita tidak hanya berbicara mengenai akhlak mereka kepada sesama, bahkan akhlak mereka kepada Allah ta’ala, Dzat yang telah menciptakan dan mencurahkan berbagai macam nikmat kepada mereka.

Belum lama kita dengar slogan-slogan kekafiran yang muncul di antara pemuda negeri ini. Seperti contohnya ungkapan, “Area bebas tuhan”, “Tidak ada hukum tuhan”, “Semua agama benar” dan lontaran-lontaran aneh bin sesat lainnya terjadi di kampus yang berlebelkan islam. Apa ini kalau bukan buah makar setan dan bala tentaranya dari kalangan manusia yang berusaha untuk merongrong akidah dan keimanan kaum muslimin terutama mahasiswanya?!

Di sadari atau tidak Fungsi dari seorang mahasiswa Islam adalah menjadi da’i, mengajak manusia ke jalan Allah. Dakwah merupakan kewajiban seorang muslim dimana dan kapanpun ia berada. Dengan kemampuan yang dimilikinya mahasiswa akan lebih mendapat sambutan yang baik di  kalangan masyarakat karena didukung dengan kompetensi intelektual sosial dan spiritual yang dimilikinya. Dakwah menjadi bagian penting dari proses perbaikan masyarakat.

Dakwah kampus
Dakwah kampus adalah segmen kecil dari dakwah secara keseluruhan. Namun keberadaannya memiliki peran strategis dalam mencapai tujuan membengun masyarakat Islami. Peran strategis ini disebabkan oleh potensi yang dimiliki mahasiswa. Potensi yang dapat digunakan untuk mengubah kondisi global masyarakat dengan keilmuan dan idealisme yang dimiliki. Di sinilah peran penting dakwah kampus untuk mengarahkan pemahaman mahasiswa agar mereka menjadi pelopor-pelopor perubahan dalam masyarakat, membawa perbaikan dan kemudian melindungi masyarakat. Untuk itu dibutuhkan keseriusan, kesamaan dan keteraturan gerak seluruh elemen kampus untuk peduli dan melakukan partisipasi aktif dalam menanggulangi permaalahan masyarakat.

Saudaraku… pembinaan mahasiswa dalam dakwa kampus harus di atas manhaj salafussoleh. Manhaj salaf adalah perkara yang menjadi jawaban atas problematika yang kini tengah dinamika moral mahasiswa saat ini. Orang-orang yang bermanhaj rabbani adalah sebagaimana yang digambarkan oleh para ulama kita, “Yaitu orang-orang yang membimbing manusia dengan ilmu-ilmu yang mendasar sebelum ilmu-ilmu yang besar.” (lihat Shahih al-Bukhari). Menurut al-Qalsyani: “Salafush Shalih adalah generasi pertama dari ummat ini yang pemahaman ilmunya sangat dalam, yang mengikuti petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan menjaga Sunnahnya. Allah memilih mereka untuk menemani Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan menegakkan agama-Nya…” (Al-Mufassiruun bainat Ta’wiil wal Itsbaat fii Aayatish Shifaat [I/11]).

Banyak kita saksikan, kalangan yang menawarkan solusi atas problematika generasi muda. Akan tetapi sedikit yang kita temukan bersesuaian dengan manhaj yang haq ini; manhaj Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya dalam mendidik generasi muda secara khusus dan kaum muslimin secara umum. Padahal, Allah ta’ala telah memberikan jaminan kepada siapa saja yang konsisten mengikuti manhaj mereka dengan keberhasilan.

Bukankah Allah ta’ala telah berfirman (yang artinya), “Orang-orang yang terdahulu dan pertama-tama dari kalangan Muhajirin dan Anshar, dan juga orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, maka Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya, Allah pun mempersiapkan untuk mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya, itulah kemenangan yang sangat besar.” (QS. at-Taubah: 100)

Inilah ayat yang menjadi syi’ar pengikut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjadi ganjalan hati bagi orang-orang munafik dan musuh-musuh Islam. Ayat yang mengajak umat ini untuk merasa cukup dengan manhaj/cara beragama yang diajarkan oleh Nabi dan para sahabat. Ajaran yang telah sempurna dan dapat diterapkan pada kondisi serta masa yang berbeda-beda. Ajaran yang menjamin pengikutnya sehingga tidak akan tersesat dan tidak akan celaka. Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku niscaya dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (QS. Thaha: 123)

Maka musuh-musuh Islam pun berusaha keras untuk menjauhkan generasi muda dari manhaj yang haq ini. Mereka tawarkan berbagai macam wacana dan pemikiran demi mengacaukan pola berpikir dan gaya hidup anak muda. Bukan ilmu-ilmu mendasar yang mereka berikan, akan tetapi ilmu-ilmu yang lebih layak disebut sebagai racun pemikiran dan bisikan setan. Terkadang ayat dan hadits pun tidak segan mereka plintir maknanya demi mencocokkan dengan pemikiran mereka. Bahkan, yang lebih parah lagi ada yang terang-terangan lebih mendahulukan akalnya daripada ayat-ayat al-Qur’an..! Subhanallah… Mereka menuduh bahwa kepatuhan kepada dalil adalah bentuk kemalasan berpikir. Dengan kata lain, mereka ingin mengatakan bahwa tunduk kepada rasul secara total adalah sebuah ketololan…[?!] Sungguh ini adalah kedustaan yang sangat besar

Tidak berhenti di situ saja. Bahkan, dibuatlah imej (kesan) bahwa orang-orang yang tekun menimba ilmu agama itu –apalagi sudah mengangkat celana di atas mata kaki dan memelihara jenggot bagi kaum lelaki dan mengenakan cadar bagi kaum perempuan– pada akhirnya akan menjadi orang-orang yang sesat dan membahayakan umat. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah (wafat th. 728 H) berkata: “Bukanlah merupakan aib bagi orang yang menampakkan manhaj Salaf dan menisbatkan dirinya kepada Salaf, bahkan wajib menerima yang demikian itu karena manhaj Salaf tidak lain kecuali kebenaran.” (Majmu’ Fataawaa Syaikhil Islam Ibni Taimiyyah (IV/149]).

Kita tidak pungkiri bahwa banyaknya aliran dan firqah di tubuh kaum muslimin ini menyebabkan banyak anak muda yang salah jalan dalam beragama. Namun, merupakan sebuah sikap yang sangat keliru jika kemudian hal itu dijadikan alasan untuk berpaling dan tidak mau sama sekali mempelajari ilmu agama. Jelas, ini adalah sikap kekanak-kanakan… Dan inilah -wallahu a’lam- imej yang sekarang ini sedang gencar-gencarnya diciptakan melalui media massa dan pemberitaan… Mereka tidak ingin generasi muda dekat dengan agamanya. Yang mereka inginkan adalah sosok generasi muda yang menjadi robot-robot penghasil uang dan konsumen fanatik demi melariskan produk-produk pemikiran dan kebudayaan barat yang jauh dari agama dan kesopanan…

Pada kondisi semacam ini, siapakah yang peduli terhadap nasib generasi muda umat ini? Akankah kita biarkan mereka buta tentang aqidah dan ajaran agamanya? Akankah kita biarkan mereka terseret oleh pemikiran ala iblis dan gaya hidup ala binatang? Dimanakah kecemburuan kita sebagai seorang muslim terhadap saudaranya? Bukankah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak sempurna keimanan salah seorang dari kalian sampai dia mencintai kebaikan bagi saudaranya sebagaimana yang dicintainya bagi dirinya sendiri.” (HR. Bukhari). Syaikh Yahya al-Hajuri -semoga Allah meluruskan langkah-langkahnya- berkata, “Maka menyampaikan kebaikan kepada umat manusia adalah termasuk bagian keimanan. Janganlah ada yang mengira bahwa dakwah ilallah ataupun ta’lim yang dilakukan oleh seseorang itu akan sia-sia belaka selama dia bersikap jujur kepada Allah -ikhlas dalam amalannya, pent-. Meskipun tidak ada seorang pun yang menerima dakwahmu maka kamu  tetap mendapatkan pahala…” (Syarh al-Arba’in, hal. 105). Kesamaan visi, kesatuan misi, persepsi dan tujuan sesuai manhaj yang benar dalam membangun umat dan bangsa mutlak diperlukan oleh umat ini. Dimana kesatupaduan dan keserasian gerak langkah dakwah salaf adalah modal awal yang sangat besar menuju kejayaan bangsa Indonesia. Inilah saatnya, kita bahu-membahu membangun gerakan mahasiswa dengan manhaj yang benar sehingga kita dapat menyelamatkan generasi muda dari cengkeraman bahaya. Namun pelaksanan dakwah manhaj salaf tidak dapat mengubah masalah tersebut dalam waktu singkat. Kita membutuhkan kesatuan yang kuat dari banyak mahasiswa di negeri ini. Bukan kah Allah menyukai kita bersatu dalam berdakwa berdasarkan ayat al quran dalam surat Ash-Shaff : 4 ,

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang  yang berperang di jalanNya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh

Dalam rangka kesatupaduan visi, misi, persepsi dan tujuan gerak langkah dalam gerakan mahasiswa maka LIDMI (Lingkar Dakwah mahasiswa Indonesia) sebagai salah satu jaringan lembaga dakwah mahasiswa menjadi sarana mahasiswa untuk ikut ambil bagian yang peduli terhadap kondisi moral umat dan bangsa ini serta turut serta dalam pembangunan umat serta menyatukan barisan dakwa demi terwujudnya  masyarakat Islami.


Mengingat LIDMI akan mengadakan TUNAS 2 DENGAN TEMA "revitalisasi gerakan dakwah kampus dalam mewujudkan Kampus yang Islami" maka sukses dan berberkah temu nasional. selamat bermusyawarah....





kegiatan di UNHAS

KEGIATAN LAIN

DOKUMEN DAKWAH KAMPUS

afwan ana tidak dapat optimal musyawarah TIM perumus
dan tidak dapat hadir TUNAS...

3 comments:

  1. BISA BERBAGI INFO KE www.laskarpenaalqolam.blogspot.com

    atau www.abufath-al-faatih.blogspot.com

    ana juga minta bantuannya untuk bergabung di KBPS
    jazakallah....

    ReplyDelete
  2. berbagi info ke www.laskarpenaalqolam.blogspot.com atau www.abufath-al-faatih.blogspot.com

    jazakallah...

    ReplyDelete

silakan komentar