Pages

Saturday 15 October 2011

ISTIQOMAH DI MAJELIS ILMU


Mesjid Wihdatul Ummah
 PROLOG : Alhamdulillah beberapa pekan ini ana merasakan kesejukan iman, ini tak lain tak bukan karena beberapa hari ini ana ikut taklim malam ahad di mesjid wihdatul ummmah yang di isi oleh ust yusran ansar lc,(semoga Allah menjaganya) dengan pembahasan hadis-hadis Rasulullah. Selain menambah ilmu juga mendambah iman juga ketika bertemu ikhwa2 seiman di taklim tersebut. di tambah lagi beberapa hari berikutnya mesjid wihda mengadakan kajian kontemporer atau pun bedah buku Islami. ANA amat bersyukur mendapatkan hidayah ini. semoga banyak dalam umat ini mendapatkan hidayah.

Thursday 13 October 2011

“PR” Untuk Para Aktivis Dakwah (1)

Safar Al Hawali dalam Wa’du Kissinger menuliskan:

“Dulu, kita beranggapan bahwa ummat ini,
Sudah berada di dasar sebuah jurang yang sangat dalam
Tiada lagi kerusakan lebih hebat yang akan menimpanya,
Tetapi justru dasar yang dalam ini membuka mulutnya,
Menjerumuskannya kedalam terowongan yang tak berujung”

Tuesday 11 October 2011

SENYUM SYLA


Abid alauddin
Mahasiswa UIN
***
“Sylaaaa…” teriakan Ramon berbarengan dengan guntur yang seakan tau kesedihan aku, Ramon, Om Anton dan teman-teman kelas kami. Langit yang berwarna cerah telah berubah kelabu, tetesan kristal berjatuhan dari langit. Ramon tak bisa menutupi sedih dan marah, karena ia memang sangat dekat dengan Syla. Kutatap sekali lagi tubuh Syla. Tubuhnya terbaring kaku. Bibirnya yang merah berubah putih sekarang. Tak ada lagi senyuman manis yang pernah menghiasi hari-hari ku. Dia tak membalas menatapku. Dia menutup matanya. Aku tak kuat menatapnya lagi, aku marah. Aku hampir mengira, itu bukan dia.
Syla telah menyusul ibunya. “Syla… selamat tinggal, suatu saat aku akan ke sana dan menemui-mu”.

***

Akhir Dari Penantian


http://9irlwithalot0fdream.blogspot.com/2010/10/pencerahan-2.html

Di tempat inilah aku menanti gadis berjilbab itu. "Tunggu ka na di tempat biasa ji. Jam setengah lima, selesai ka pulang kerja. Jangan sampai terlambat, na, ada yang mau kukasi tau ko." Begitulah kata-katanya dengan logat Makassarnya, yang kudengar melalui telepon genggamku, singkat memang. Aku tidak penasaran apa yang akan dikatakanya. Ya, karena aku mencintainya.