Tulisan yang bersambung yang berjudul... itu merupakn suatu menitip semangat untuk terus berjuang. Namun kami hanyalah menuliskan apa yang kami pikirkan itu dan kami juga rencanakan. Karena realisasi kebangkitan... tahun antara 2025 sampai 2030 hanyalah hasil bacaan berbagai literatur yang mungkin para ustas dan ulama juga telah mengtahuinya. Maka untuk menutupnya masrilah kita selaskan sedikit tentang realisasinya...
OPTIMIS
Seorang yang ingin berjuang menegakkan peradaban islam -atau apa pun namanya yang sejalan- tentunya percaya akan janji ALLAH. “diantara orang-orang beriman itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka diantara mereka ada yang gugur dan diantara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu(sampai saat kemenangannya) dan mereka sedikitpun tidak merubah janjina” alazhab 23
Maka kita cukup percaya saja bahwa Allah hanya mau memenangkan agama-Nya dengan usaha-usah amanusia bukan mukjizat demi mukjizat. Seabab jika tidak demikian allah tidak perlu mengutus nabi dan rasul, mewajibkan jihad, dan memilih syuhada. Tantangan-tantangan itu di ciptakan untuk menguji kejujuran iman kita yang terpatri dalam jiwa kita. Mukjizat atau karamah tentu di butuhkan di waktu tertenu, tetapi itu fungsinya penguatan bukan penyelesaian misi. Ketentuan itulah yang membuat mereka harus realistis dalam menata garis perjuangan. Sebab, kita berjuang dalam ruang yang terbatas, waktu dan tempat yang terbatas, sumber daya manusia, sarana, prasarana, dan sumber-sumber finansial yang terbatas.
Maka perjuangan menegakkan peradaban islam itu haruslah di laksanakan efektif dan menggunakan tenaga se efisien mungkin. Akan tetapi keterbatasan bukalah alasan untuk tidak berjuang. Sebab allah berfirman “maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu..” at taghaabun :16
Menunggu momentum
Maka setelah dan terus berusaha tunggulah momentum dari potongan waktu-waktu yang akan kita lalui akan ketetapan Allah. Apakah maut yang datang atau kemenagnan yag gemilang. Iya karena kita tidak tahu secara pasti kampan momentum itu akan datang. Yaitu, kematangan pribadi dan peluang sejarah kemenangan. Simaklah firman Allah “ dan setelah musa cukup umur dan sempurna akalnya, kami berikan kepadanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan... (alqasah : 14)
Usaha kita untuk dapat kita lakukan adalah mematangkan pribadi dan orang-orang dilingkungan kita. Setelah potensi itu kita kumpulkan lalu kita mengelolanya, dan kemudian mengkristalkannya. Maka dengan cara ini kita akan memperluas “ruang kesebamungkinan” dan sedikitnya membantu kita menciptakan peluang sejarah kebangkitan peradaban islam. Atau p aling tidak menjadi langkah awal menuju kemenagan yang besar.
Selanjutnaya terkait peluang sejarah ini maka marilah kita biarkan menjadi wilayah takdir Allah di mana kita semua berharap kemenagan. Inilah bagian tauhid kita kepada Allah yaitu tawakkal. Kita ibarat para petani yang berdoa di tengah sawah , para pedagang yang berdoa di tengah pasar. Kita memiliki mimpi yang besar, tetapi kita juga berusaha keras untuk mewujudkannya. “Sekali-kali kita menatap langit untuk menyegarkan akan mimpi besar kita. Namun setelah itu kita sekah keringat dan bekerja kembali.”
Wallahualam
Dari sebuah sumber,
Lampung, senin 2 mei 2016
No comments:
Post a Comment
silakan komentar