Setiap potongan zaman mempunyai pelaku atau tokohnya masing-masing. Mereka adalah putra-putri terbaik yang dilahirkan pada potongan zamannya. Mereka terpilih dari generasi mereka msing-masing, karena merekalah pemegang saham terbesar dari peristiwa yang kita sebut kepahlawanan itu yang terjadi pada potongan zaman kehidupan mereka.
Itulah sebabnya kita menyebut para pelaku kepahlawanan, orang-orang besar karena para pahlawan selalu muncul di saat-saat yang sulit, atau sengaja di lahirkan di tengah situasi yang sulit. Mereka datang untuk membawa beban yang tak di pikul oleh manusia-manusia di zamanya. Mereka bukanlah kiriman gratis dari langit. Akan tetapi, sejarah kepahlawanan mulai tercatat ketika naluri kepahlawanan mereka merespon tantangan-tangngan kehidupan yang berat. Ada tantangan dan ada jawaban. Dan hasil dari respon itu lahirnya pekerjaan-pekerjaan besar.
Itu pula sebabnya mengapa kita dengan sukarela menyimpan dan memelihara rasa kagum kepada para pahlawan. Manusia berhutang budi kepada para pahlawan mereka. Dan kekaguman adalah sebagian dari cara mereka membalas utang budi.
Kita senantiasa membaca sejarah melalui kitab suci Alquran. Allah melukiskan sejarah kepahlawanan para nabi dan rasul serta orang-orang soleh terdahulu. Namun dalam kitabnya tidak tercantum catatan waktu. Tanpa rincian tempat. Supaya sejarah terlukis seperti dokumen panjang jiwa-jiwa yang melakoni makna-makna pejuangan di panggung ruang waktu. Yang lukiskannya adalah tindakan perjuangan dengan penuh makna. Jadilah sebuah cerita yang di kenanal semua zaman yang menjaga dokumentasinya. Cerita yang memenuhi lembar-lembar sejarah.
Tapi hampir kita sebahagian telah lupa atua memang tidak sempat membacanya. Yah.. membaca sejarah ada banyak peran dan pelaku sejarah yang terlupakan atau mengalami semacam marginalisasi sejarah apalagi tak membacanya sama sekali.
Namun kali ini ana mau menceritakan tentang pentingnya mendokumentasikan sejarah. Sesuai tulisan sebelumnya di atas, dokumntasikan sejarah sangat perlu untuk terus memotivasi generasi berikutnya. Maka ana pun mencoba untuk membuat sebuah film dokumentasi sederhana dari perhelatan ISC 2016. Film ini terinspirasi dari film dokumenter yang pernah ana nonton yang berjudul “koran by heart”. Maka dari situ ana ingin mendokumentasikan lomba ISC bertemakan Alquran. Setelah berfikir jauh maka ana memberi judul film dokumenter ana ini dengan judul “generasi qurani”.
Tidak mudah memulai sesuatu yang baru. Apalagi ana pribadi masih kurang pengalaman membuat film dokumenter. Terlebih lagi sarana pra sarana yang terbatas. Alhamdulillah.. berkat bantuan dan dukungan beberapa pihak ana mulai merekam beberapa gambar lomba khususnya menyangkut tema yang ana angkat yaitu Alquran. Sehingga lomba hapal quran itu ana ambil rakaman videonya.
Proses pembuatan film dokumenter terus berjalan, wawancara, merekam acara penyerahan hadiah, mengambil gambar aktivitas di sekolah mereka masing-masing dan seterusnya. Sampailah pengumpulan, penyusunan dan pengeditan rekaman melalui komputer ikhwa. Namun kadarullah sampai ana membuat tulisan ini film tersebut masih belum juga. Wallahualam mohon doanya semua agar bisa jadi filmnya...amin
“..Karya-karya sejarah yang besar, pada akhirnya memang tidak dapat di selesikan seorang saja. Semua orang terlibat dalam prosesnya.”
lihat videonya "di balik pembuatan film dokumenter"
No comments:
Post a Comment
silakan komentar