Pages

Sunday, 1 May 2016

MENGHADAPI KE-FUTUR-AN DALAM DAKWAH (2-SELESAI)





Kenyataan Tak Seindah Harapan
Kadangkala kita dihadapkan pada situasi yang sebenarnya ingin kita hindari. Ingin menjadi aktivis dakwah yang komitmen tapi kenyataannya tak bisa konsisten terkadang sibuk dengan hal lain hadir rapat saja susah. Kadang menginginkan sesuatu yang lebih tinggi tapi mendapatkan yang lebih rendah.

Seorang aktivis dakwah tentu menginginkan para mad’u yang sempurna bisa menerima nasehat dan bila di beri amanah melakukannya sesuai yang kita harapkan, Ternyata yang ditemui malah sebaliknya.
Sementara cita-cita besar untuk mewujudkan masyarakat Islami yang di dambakan. Tapi setelah menunggu lama mengusungnya ternyata hasilnya masih jauh dari harapan, sehingga rasa pesimis merasuk hingga tak maksimal ikhtiarnya.

Perlu Komitmen yang Kokoh
Aktivis dakwah haruslah di barengi dengan iman, ada masa kita melihat kerja-kerja dakwah yang tak sesuai harapan. Jangan samapi hal tersebut menyurutkan kita untuk terus berdakwah. Hasil bukan kita yang tentukan kita hanya bekerja sedang Allah yang menentukan. Bagi yang lemah iman pastilah kondisi yang tak diharapakan akan mempengaruhi kerja dakwah.
Hasil kerja dakwah berkaitan dengan cara pandang kita dalam menghadapi situasi, positif atau negatif seringkali mempengaruhi kondisi emosi kita. Saat kita mengalami kondisi emosi yang buruk (bad emotion), segala sesuatu akan terasa negatif di mata kita. Kita akan mudah marah, jengkel, bosan, atau bahkan ingin kabur dari amanah dakwah.


Cara pandang sangat erat kaitanya dengan iman kita. Maka cara kita memandang sesuatu menjadi berpengaruh terhadap apa yang kita lakukan. Jika memandang permasalahan secara positif, kita akan lebih mudah menerima segala sesuatu yang dianggap merepotkan. Kita akan merasa bahwa kondisi dakwah seperti ini adalah anugerah Allah Subhanahu wa Ta'ala yang patut disyukurii dan bahkan harus terus di perbaiki, kalau kita memandang permasalahan secara negatif, maka kondisi dakwah yang tak ideal itu terasa bagai bencana sampai dakwah yang paling ringan pun terasa berat.
Suatu jamaah dakwah baik itu hanya komunitas sampai ormas sekalipun akan tetap eksis jika mempunyai dasar yang mantap dan landasan yang kokoh. Jika demikian, insya Allah akan selalu dipenuhi dengan kebaikan, suasana akan terasa damai dan tenteram, penghuninya dipenuhi dengan perasaan keikhlasan bekerja dan terus bertawakkal kepada Allah apapun hasilnya.


Jika jamaah dakwah kita mulai kehilangan gairah, jalan yang terbaik di antaranya adalah membenahi kembali niat berdakwah. Niat dasar itulah yang banyak mempengaruhi cara pandang kita terhadap amalan kita khususnya berdakwah.
Niat yang baik akan menumbuhkan komitmen yang kokoh. Jika seseorang mempunyai komitmen yang kokoh, dia selalu ingin memberikan yang terbaik buat dakwah. Maka jamaah dakwah akan dijadikan sebagai ladang untuk menyemai kebaikan. Kebaikan yang dilakukan kepada jamaah dakwah semata-mata untuk mendapatkan keridhaan Allah. Suka duka dalam jamaah dakwah dijalani dalam rangka memenuhi perintah Allah agar tegak kalimat Allah.
Niat yang berbeda akan melahirkan cara pandang yang berbeda. Selanjutnya, akan menimbulkan dampak perasaan dan perilaku yang berbeda dalam menghadapi persoalan jamaah dakwah. Saat orang lain merasakan keletihan yang luar biasa dalam menghadapi segala persoalan dalam berdakwah, kita justru menemukan kebahagiaan. Keletihan yang kita alami dan tetesan keringat kala melakukannya akan dihitung oleh Allah sebagai amal kebaikan yang membawa kita ke surga nan indah. Wallahualam

No comments:

Post a Comment

silakan komentar