BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Muhkam adalah ayat-ayat yang maknanya sudah jelas, tidak samar lagi. Masuk ke dalam kategori muhkam adalah nash (kata yang menunjukkan sesuatu yang dimaksud dengan terang dan tegas, dan memang untuk makna itu ia disebutkan) dan zhahir (makna lahir). Adpun mutasyabih adalah ayat-ayat yang maknanya belum jelas. Masuk ke dalam kategori mutasyabih ini adalah mujmal (global), mu’awwal (harus ditakwil), musykil dan mubham (ambigius).
2. Sikap para ulama terhadap ayat-ayat muhkam dan mutasyabih adalah untuk menengahi kedua madzhab yang kontradiktif itu, ibn Ad-Daqiq Al-‘Id mengatakan bahwa apabila penakwilan yang dilakukan terhadap ayat-ayat mutasyabih dikenal oleh lisan Arab, penakwilan itu tidak perlu diingkari. Jika tidak dikenali oleh lisan Arab, kita harus mengambil sikap tawaqquf (tidak membenarkan dan tidak pula menyalahkan) dan mengimani maknanya sesuai apa yang dimaksud ayat-ayat itu dalam rangkan menyucikan Allah. Namun bila arti lahir ayat-ayat itu dapat dipahami melalui percakapan orang Arab, kita tidak perlu mengambil sikap tawaqquf. Contohnya adalah Q. S. Az-Zumar [39] ayat 56 yangakmi maknai dengan hak dan kewajiban Allah.
B. Saran
Tingkatkan pembelajaran secara efisien dan efektif serta memperdalam kajian ke-Islaman.
DAFTAR PUSTAKA
Ibn Jarir Ath-Thabari, Tafis Ath-Thabari, t.t., Jilid I
Ibn Katsir, Tafsir Al-Quran Al-Azhim, Jilid I.
Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Itqam fi ‘Ulum Al-Quran, Daar Al-Fikr, Beirut, t.t, Jilid II.
Muhammad Bin ‘Alawi Al-Maliki Al-Husni, Mutiara Ilmu-Ilmu Al-Quran, terjemahan. Rosihon Anwar, Pustaka Setia, bandung: 1999.
No comments:
Post a Comment
silakan komentar