“..Namun kini ana tetap terus berharap dan juga terus berjuang khususnya di kampus ana ini, untuk tetap melaksanakan pembinaan mahasiswa baru. Tidak harus legal dari kampus. Tidak harus pula namanya MENTORING bisa juga SAINS atau apalah namanya. Karena ana tetap terus percaya akan janji Allah. Allah akan memilih sekelompok manusia dari kelompok besar yang bernama kampus ini, yang tetap ISTIQOMAH terus berjuang di jalan dakwah yang benar ini..”
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali-‘Imran/3 : 104 )
“Akan senantiasa ada diantara ummatku, sekelompok orang yang akan menegakkan perintah agama Allah, tidak membahayakan mereka orang yang menelantarkan mereka atau orang yang menyelisihi mereka, sehingga datang ketetapan Allah sedang mereka unggul atas manusia”(HR. Muslim).
Setelah menulis artikel pertama yang berjudul “MENTORING, DIMANAKAH RIWAYATMU?” ana punya tanggung jawab untuk menyelesaikan. Ending dari perjuangan kita sebenarnya adalah tetap terus berdakwah sampai akhir lalu melalui keridhoan Allahlah yang menilai. Tak peduli bagaimana pun beratnya jalan ini. Jadi tulisan akhir ini hanya ingin mempertegas saja akan esensi dakwah kampus kita khususnya Mentoring.
Sebenarnya, Mentoring atau Halaqah ini tidaklah jauh berbeda dengan mengaji, kajian, maupun pengajian. Kegiatan dalam mentoring sama-sama mengkaji tentang ilmu-ilmu Agama, ilmu-ilmu Allah SWT. Cuma dengan format dan metode yang berbeda saja.
Di Mentoring ini, selain kita mendapat materi yang sangat bermanfaat dan tak jauh beda dengan pengajian, kita juga akan mendapatkan banyak lagi ilmu tentang segala hal.
Mulai dari pengecekan amalan Yaumiyah (amalan kita sehari-hari: baik wajib maupun sunnah), belajar menyampaikan materi (biasanya dalam bentuk kultum), dimulai dengan tilawah, dibiasakan untuk infaq, dan biasa diakhiri dengan diskusi-diskusi seputar pengetahuan tentang agama maupun masalah-masalah dalam kehidupan.
Karena hanya dalam bentuk kelompok-kelompok kecil (biasanya terdiri dari 3-5 orang + 1 orang tentor/pembimbing), di kegiatan mentoring ini segala hal bisa kita utarakan, mulai dari permasalahan kita di rumah, kost-kostan/kontrakan, permasalahan pribadi kita, sampai keluhan-keluhan kita semuanya bisa dicurhatkan di sini.
Yang membuat mentoring ini menarik adalah, kita tidak hanya datang atau mengikuti sekali atau dua kali pertemuan saja tetapi rutin tiap pekan dengan tanpa ada batasan waktu kapan akan selesai.( dakwatuna.com)
Maka dalam pelaksanaannya tetaplah terus berjalan. Tidak harus legal di kampus. Namun melalui proker kaderisasi di masing-masing LDK tetap terlaksana. Maka pelaksanan Mentoring atau apalah namanya yang merupakan bentuk pembinaan kader muslim harus terus ada. Kalo pun legalitas yang mau di usahakan, hanyalah suatu formalitas di birokrasi kampus. Kita tetap berusaha Legal karena efeknya cukup besar, namun kalo itu tidak bisa karena satu hal janganlah di paksakan. Kita hanya berusaha biarkan Allah yang menentukan. Wallahualam.
No comments:
Post a Comment
silakan komentar