Pages

Sunday, 19 August 2012

Catatan Ramadhan 1433 H (2)


 BARAKALLAHU FIK, KEGIATAN SEMARAK RAMADHAN PUTIH ABU-ABU, SEMOGA KITA DAPAT MEMBENTUK GENERASI QURANI UNTUK PELAJAR-PELAJAR DI KOTA MAKASSAR... ALLAHUAKBAR..!!!




Saat ini bangsa kita sedang menghadapi krisis moral yang telah mengancam masa depan bangsa. Tantangan globalisasi ikut menambah himpitan krisis tersebut.Derasnya infiltrasi budaya asing dengan terbukanya sistem informasi dan komunikasi tidak mampu membendung masuknya nilai-nilai demoralisasi yang jauh dari tuntunan Islam sebagai way of life.
Antara News (2011) melaporkan bahwa 4,7 persen dari total pelajar dan mahasiswa di Tanah Air tercatat sebagai pengguna narkoba. Hasil survei Badan Narkotika Nasional (BNN) menunjukkan, prevalensi penyalahgunaan narkoba di lingkungan pelajar mencapai 4,7 persen dari jumlah pelajar dan mahasiswa atau sekitar 921.695 orang. Dari jumlah tersebut, 61 persen di antaranya menggunakan narkoba jenis analgesic dan 39 persen jenis ganja, amphetamine, ekstasi dan lem. Jumlah pecandu narkoba yang mendapatkan terapi dan rehabilitasi di seluruh Indonesia, berdasarkan data Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) tahun 2010 sebanyak 17.734 orang.
Jumlah pengguna narkoba terbanyak pada usia 20 hingga 34 tahun. Jenis narkoba yang paling banyak digunakan oleh pecandu yang mendapatkan terapi dan rehabilitasi adalah jenis heroin sebanyak 10.768 orang, ganja 1.774, sabu-sabu sebanyak 984 orang selebihnya umumnya menggunakan alkohol, MDMA, amphetamine lain serta benzodiazepine.
Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mencatat sepanjang 2008 hingga 2010, kasus perampasan hak hidup melalui aborsi terus meningkat.Tapi, yang lebih mengkhawatirkan, 62 persen pelakunya adalah anak di bawah umur atau dibawah 18 tahun.Pada 2008 ditemukan dua juta jiwa anak korban aborsi. Tahun berikutnya naik 300 ribu jiwa, sedangkan pada 2010 jumlahnya naik lagi 200 ribu jiwa. Sekretaris Jenderal Komnas PA, Samsul Ridwan, mengatakan, selama kurun waktu dua tahun itu, kenaikan kasus aborsi mencapai 15 persen setiap tahunnya.Meningkatnya angka aborsi salah satunya adalah maraknya tayangan yang berbau pornografi yang disajikan di media.Selama 2011, Komnas PA menerima 22 kasus pengaduan tentang pornografi, yang dilakukan siswa SMP dan SMA. Sementara itu, berdasarkan data Yayasan Buah Hati, sebanyak 83,7 persen anak sekolah dasar kelas IV dan kelas V sudah kecanduan pornografi. Samsul Ridwan menyatakan bahwa pendidikan seks dini memang penting  tapi, yang lebih penting adalah budi pekerti, dan pendidikan agama.
Media Indonesia (2012) melaporkan dari Data Komnas Perlindungan Anak (KPA) menunjukkan jumlah tawuran pelajar pada 2011 mencapai 339 kasus dan memakan korban tewas 82 orang. Jumlah itu meningkat 165% dari 128 kasus pada tahun sebelumnya.Penyebab pelajar bertawuran sering kali hanya karena masalah sepele, seperti berpapasan di angkutan umum, pertandingan olahraga, atau saling ejek. Bahkan, akhir tahun lalu, ada tawuran yang dipicu saling ejek di Facebook, kemudian menyebabkan nyawa seorang pelajar melayang
Melihat fakta-fakta ini, kita semestinya bergerak bersama melakukan upaya perbaikan.Mereka adalah generasi muda penerus bangsa. Mereka adalah perwajahan bangsa dan ummat di masa depan. Sudah menjadi tugas kita semua untuk menyelamatkannya.Pembekalan keimanan dan pengetahuan agama Islam harus kuat. Agama bukan menjadi identitas di kartu tanda pengenal saja tetapi sebagai jalan hidup, cara pandang dan cara berfikir, yang jika hal ini terwujud maka generasi muda Islam akan memiliki imunitas yang tinggi terhadap serangan nilai-nilai asing yang negatif yang semakin defensif.
Setidaknya ada tiga elemen utama untuk menjawab permasalahan ini yaitu orangtua, masyarakat dan sekolah.Sekolah memiliki peran sentral dalam pembentukan kepribadian generasi yang mapan selain kedua komponen sebelumnya.Generasi yang mapan bukan generasi yang cemerlang otaknya saja tetapi juga memiliki akhlak yang mulia karena Islam itu sendiri adalah akhlak sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi waSallam, “Orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi dan Ahmad).Dan untuk membentuk generasi yang berprestasi dan berakhlak mulia maka, al-Qur’an lah jawabannya. Dengan al-Qur’an maka pembentukan generasi yang berakhlak bukan menjadi hal yang mustahil sebagaimana Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallamtelah memberi teladan mendidik para sahabat dengan al-Qur’an. Bahkan sebaik-baik pribadi diantara kita adalah yang belajar dan yang mengajarkan al-Qur’an.Dengan momentum Ramadhan kita kembali kepada al-Qur’an sebagai pedoman hidup kita.
Berdasarkan hal inilah, kami dari Forum Komunikasi dan Kajian Pelajar Islam (FK2PI) bersama Forum Ukhuwah Muslimah (FUM) Makassar mengajukan penawaran kerjasama pada kegiatan Pesantren Kilat Ramadhan dengan tajuk, “Membentuk Generasi Qur’ani yang Berprestasi dan Berakhlak Mulia”.
SUMBER : 
PROPOSAL Semarak Ramadhan Putih Abu-Abu,
di bagian DASAR PEMIKIRAN

2 comments:

  1. Pemikiran yang sangat bagus.

    Taqabballallahu minna wa minkum Abid ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, bu... makasih...
      Taqabballah ya karim...
      mohon maaf....

      Delete

silakan komentar