BARAKALLAHU FIK, KEGIATAN SEMARAK RAMADHAN PUTIH ABU-ABU, SEMOGA KITA DAPAT MEMBENTUK GENERASI QURANI UNTUK PELAJAR-PELAJAR DI KOTA MAKASSAR... ALLAHUAKBAR..!!!
Saat ini bangsa
kita sedang menghadapi krisis moral yang telah mengancam masa depan bangsa.
Tantangan globalisasi ikut menambah himpitan krisis tersebut.Derasnya
infiltrasi budaya asing dengan terbukanya sistem informasi dan komunikasi tidak
mampu membendung masuknya nilai-nilai demoralisasi yang jauh dari tuntunan
Islam sebagai way of life.
Antara News
(2011) melaporkan bahwa 4,7 persen dari total pelajar
dan mahasiswa di Tanah Air tercatat sebagai pengguna narkoba. Hasil survei
Badan Narkotika Nasional (BNN) menunjukkan, prevalensi penyalahgunaan narkoba
di lingkungan pelajar mencapai 4,7 persen dari jumlah pelajar dan mahasiswa
atau sekitar 921.695 orang. Dari jumlah tersebut, 61 persen di antaranya
menggunakan narkoba jenis analgesic dan 39 persen jenis ganja, amphetamine,
ekstasi dan lem. Jumlah pecandu narkoba yang mendapatkan terapi dan
rehabilitasi di seluruh Indonesia, berdasarkan data Pencegahan dan
Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) tahun 2010
sebanyak 17.734 orang.
Jumlah pengguna narkoba terbanyak pada usia 20 hingga 34 tahun. Jenis narkoba yang paling banyak digunakan oleh pecandu yang mendapatkan terapi dan rehabilitasi adalah jenis heroin sebanyak 10.768 orang, ganja 1.774, sabu-sabu sebanyak 984 orang selebihnya umumnya menggunakan alkohol, MDMA, amphetamine lain serta benzodiazepine.
Jumlah pengguna narkoba terbanyak pada usia 20 hingga 34 tahun. Jenis narkoba yang paling banyak digunakan oleh pecandu yang mendapatkan terapi dan rehabilitasi adalah jenis heroin sebanyak 10.768 orang, ganja 1.774, sabu-sabu sebanyak 984 orang selebihnya umumnya menggunakan alkohol, MDMA, amphetamine lain serta benzodiazepine.
Komisi Nasional
Perlindungan Anak (Komnas PA) mencatat sepanjang 2008 hingga 2010, kasus
perampasan hak hidup melalui aborsi terus meningkat.Tapi, yang lebih
mengkhawatirkan, 62 persen pelakunya adalah anak di bawah umur atau dibawah 18
tahun.Pada 2008 ditemukan dua juta jiwa anak korban aborsi. Tahun berikutnya
naik 300 ribu jiwa, sedangkan pada 2010 jumlahnya naik lagi 200 ribu jiwa.
Sekretaris Jenderal Komnas PA, Samsul Ridwan, mengatakan, selama kurun waktu
dua tahun itu, kenaikan kasus aborsi mencapai 15 persen setiap tahunnya.Meningkatnya
angka aborsi salah satunya adalah maraknya tayangan yang berbau pornografi yang
disajikan di media.Selama 2011, Komnas PA menerima 22 kasus pengaduan tentang
pornografi, yang dilakukan siswa SMP dan SMA. Sementara itu, berdasarkan data
Yayasan Buah Hati, sebanyak 83,7 persen anak sekolah dasar kelas IV dan kelas V
sudah kecanduan pornografi. Samsul Ridwan menyatakan bahwa pendidikan seks dini
memang penting tapi, yang lebih penting
adalah budi pekerti, dan pendidikan agama.
Media Indonesia
(2012) melaporkan dari Data Komnas Perlindungan Anak (KPA) menunjukkan jumlah
tawuran pelajar pada 2011 mencapai 339 kasus dan memakan korban tewas 82 orang.
Jumlah itu meningkat 165% dari 128 kasus pada tahun sebelumnya.Penyebab pelajar
bertawuran sering kali hanya karena masalah sepele, seperti berpapasan di
angkutan umum, pertandingan olahraga, atau saling ejek. Bahkan, akhir tahun
lalu, ada tawuran yang dipicu saling ejek di Facebook, kemudian
menyebabkan nyawa seorang pelajar melayang
Melihat
fakta-fakta ini, kita semestinya bergerak bersama melakukan upaya perbaikan.Mereka
adalah generasi muda penerus bangsa. Mereka adalah perwajahan bangsa dan ummat
di masa depan. Sudah menjadi tugas kita semua untuk menyelamatkannya.Pembekalan
keimanan dan pengetahuan agama Islam harus kuat. Agama bukan menjadi identitas
di kartu tanda pengenal saja tetapi sebagai jalan hidup, cara pandang dan cara
berfikir, yang jika hal ini terwujud maka generasi muda Islam akan memiliki
imunitas yang tinggi terhadap serangan nilai-nilai asing yang negatif yang
semakin defensif.
Setidaknya ada
tiga elemen utama untuk menjawab permasalahan ini yaitu orangtua, masyarakat
dan sekolah.Sekolah memiliki peran sentral dalam pembentukan kepribadian generasi
yang mapan selain kedua komponen sebelumnya.Generasi yang mapan bukan generasi
yang cemerlang otaknya saja tetapi juga memiliki akhlak yang mulia karena Islam
itu sendiri adalah akhlak sebagaimana
sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi waSallam,
“Orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik
akhlaknya.” (HR. Tirmidzi dan Ahmad).Dan untuk membentuk generasi yang
berprestasi dan berakhlak mulia maka, al-Qur’an lah jawabannya. Dengan al-Qur’an
maka pembentukan generasi yang berakhlak bukan menjadi hal yang mustahil
sebagaimana Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wa Sallamtelah
memberi teladan mendidik para sahabat dengan al-Qur’an. Bahkan sebaik-baik
pribadi diantara kita adalah yang belajar dan yang mengajarkan al-Qur’an.Dengan
momentum Ramadhan kita kembali kepada al-Qur’an sebagai pedoman hidup kita.
Berdasarkan hal inilah, kami
dari Forum Komunikasi dan Kajian Pelajar Islam (FK2PI) bersama Forum Ukhuwah
Muslimah (FUM) Makassar mengajukan penawaran kerjasama pada kegiatan Pesantren
Kilat Ramadhan dengan tajuk, “Membentuk
Generasi Qur’ani yang Berprestasi dan Berakhlak Mulia”.
SUMBER :
PROPOSAL Semarak Ramadhan Putih Abu-Abu,
di bagian DASAR PEMIKIRAN
Pemikiran yang sangat bagus.
ReplyDeleteTaqabballallahu minna wa minkum Abid ...
Iya, bu... makasih...
DeleteTaqabballah ya karim...
mohon maaf....