Pages

Thursday, 28 February 2013

CATATAN SEMINAR ISLAM DAN IDEOLOGI DI UNHAS




Sebenarnya ana telah lama menjadwalkan time skejul kegiatan  ku dalam sepekan yang akan datang untuk menghadiri kegiatan seminar satu ini. maka sekalipun orangtua melarang pergi karena kondisi tubuh masih sakit ana tetap memaksa diri untuk hadir. syukurnya ada sepupu ana menemani ana untuk hadir kegiatan tersebut. walau kondisinya ketika itu masih musim hujan yang dingin ana banyak berdoa semoga di beri kebaikan.















ketika itu ana datang terlambat, telah banyak peserta yang telah datang lebih dahulu di tempat kegiatan seminar. setelah registrasi membayar tiket masuk, ana masuk ternyata benar banyak peserta tak mendapat tempat karena sudah terisi semua. ana dan spupu mencari tempat yang kosong, untungnya ada kursi tambahan yang kosong yang di siapkan panitia. alhamdulillah ana mendapat tempat pas di tengah-tengah.




ketika duduk materi telah di mulai kurang lebih syekh dan rombongan dari majalah qiblati telah lebih dahulu menyampaikan materi dengan memutar sebuah film tentang kesesatan syiah. selesai pemutaran film maka syekh pun memulai materinya. 


Syaikh memulai pembahasan tentang pentingnya menetapkan aqidah berdasarkan ayat muhkam (tegas), bukan ayat-ayat mutasyaabihat (samar). Sebagaimana aqidah Islam selalu ditetapkan dengan ayat-ayat muhkam.

“Kita meyakini Tuhan itu satu. Allah berfirman bahwa tuhan satu yaitu Ia. Muhammad adalah Rasulullah, maka Allah berfirman dalam Al-Qur’an bahwa Muhammad itu RasulNya. Shalat itu wajib, maka dalam Al-Qur’an Allah mewajibkan Shalat. Puasa itu wajib, maka Al-Qur’an menegaskan puasa itu wajib. Demikianlah, Allah dalam perkara ushul (pokok) baik dalam aqidah dan ibadah selalu menegaskannya dalam Al-Qur’an.” Ungkap Syaikh Mamduh.

 Ia memaparkan kitab-kitab syiah yang menunjukkan bahwa kepemimpinan versi syiah mesti ditetapkan dengan wahyu Allah. Sedangkan ahlussunnah meyakini kepemimpinan setelah Rasulullah dilakukan dengan musyawarah. Menurut syiah, orang-orang yang tidak beriman dengan kepemimpinan Ali setelah Rasulullah pada hakikatnya tidaklah beriman kepada Rasulullah.

Namun, sesuai penelitian syiakh Mamduh, tidak satupun ayat Al-Qur’an yang menyebutkan wajibnya mengangkat Ali, bukan Abu Bakar dan Umar, setelah Nabi sebagai pemimpin. Menurut beliau, tidak satupun ayat yang menyiratkan kepemimpinan itu. Padahal Allah menyebutkan hewan-hewan seperti semut, lebah, onta, keledai, dan anjing. Allah menyebutkan pula anggur, kurma, dan zaitun. Allah juga dengan terang menyebutkan haidh. Sementara kepemimpinan Ali bin Abi Thalib yang oleh syiah diklaim wajib dan mulia, Allah sama sekali tidak pernah menyebutkannya dalam Qur’an.

Syaikh banyak menyebutkan contoh-contoh kekeliruan syiah dalam menetapkan aqidah kepemimpinan Ali setelah Nabi.

“Jika ada orang dari daerah terpencil misal di Amerika atau Afrika mendapat Al-Qur’an lalu beriman. Ia beriman bahwa Allah itu satu, bahwa Muhammad itu Rasulullah, tetapi ia tidak beriman bahwa Ali adalah imam yang wajib diangkat berdasar wahyu, apakah orang itu sudah beriman atau masih belum beriman?” tanyanya retoris.

Doktor jebolan Ma’had Al-Haram Al-Makkai Asy-Syarif Saudi ini melanjutkan, tidak satupun aqidah syiah yang ditetapkan dengan ayat-ayat muhkam. Terutama dalam persoalan kepemimpinan Ali dan 11 imam versi syiah. Ayah empat anak ini berulang-ulang menegaskan bahwa aqidah syiah selalu diambil dari ayat-ayat mutasyaabihat (samar) yang diartikan sesuai kehendak ulama-ulama syiah dan aqidah itu tidak bisa ditetapkan selain dengan mengambil dalil-dalil lain yang validitas sanadnya (jalur riwayat) tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Padahal, lanjut beliau, ketika Allah mewajibkan shalat, Allah menyebutkannya dengan tegas dalam Al-Qur’an. Bahkan berulang-ulang. Ketika Allah mewajibkan puasa, Allah berfirman dalam Al-Qur’an. Begitupun dengan zakat dan haji.

“Lalu mengapa Allah tidak menyebutkan kepemimpinan Ali jika ini memang benar?” terangnya dengan nada meninggi.

Syaikh yang terkenal dengan bantahannya terhadap syiah ini menerangkan panjang lebar ayat-ayat Al-Qur’an yang sering digunakan syiah untuk mengklaim kepemimpinan Ali setelah Rasulullah. 

setelah syekh mamduh dan rombongan selesai memaparkan materinya, seharusnya lanjut materi ust said tapi beliau belum hadir sehingga moderator mengambil inisiatif untuk membuka pertanyaan kepada peserta.
ada beberapa yang bertanya dari mahasiswa, masyarakat, dll




setelah sebahagian pertanyaan di jawab, ust said telah hadir lalu tak lama ust pun memaparkan materinya yang kurang lebih tetang realitas aliran sesat SYIAH di Indonesia dan secara khusus di Makassar.




setelah selesai lalu moderator menyerahkan kepada protokol. lalu panitia memberikan penghargaan kepada pemateri seminar yaitu syek mamduh dan rombongannya, ust said dan moderator.



lalu peserta mendapatkan hadiah yang tercepat datang dan yang bertanya. yang jelas ana tidak termasuk..he..he...




oh iya ana juga buat beritanya : di tribun
WALLAHUALAM

FOTO-FOTO LAINNYA :

Akhwatnya/Perempuannya di balik HIJAB





1 comment:

silakan komentar