إذا أمسيت فلا تنتظر الصباح
وإذا أصبحت فلا تنتظر المساء
“Jika petang menyapamu maka janganlah menunggu pagi dan jika pagi menemuimu maka janganlah menunggu petang.” Abdullah Ibnu Umar (رضي الله عنهما)
“Jika petang menyapamu maka janganlah menunggu pagi dan jika pagi menemuimu maka janganlah menunggu petang.” Abdullah Ibnu Umar (رضي الله عنهما)
اترك المستقبل حتى يأتي؛ ولا تهتم بالغد؛ لأنك إذا أصلحت يومك صلح غدك
“Biarkanlah masadepan sampai ia datang dan jangan pedulikan
hari esok, karena jika kau perbaiki hari inimu maka hari esokmu akan
menjadi baik pula.” (A’id Alqorni)
Kawan.. sepintas sepertinya dalil yang tercantum diawal tadi bertentangan dengan judul yang terpampang dalam tulisan ini. Namun ketahuilah tidak, bahkan ia sangat mendukung.
Sebagai pembuka, kami awali tulisan ini dengan sebuah kisah. Disebutkan dalam sebuah majalah, ada seorang pemuda yang ingin melakukan perjalanan dengan satu maskapai penerbangan dinegaranya.
Sebagai pembuka, kami awali tulisan ini dengan sebuah kisah. Disebutkan dalam sebuah majalah, ada seorang pemuda yang ingin melakukan perjalanan dengan satu maskapai penerbangan dinegaranya.
Pada hari keberangkatannya, pemuda itu berpesan pada ibunya untuk membangunkannya jika waktu keberangkatan tiba. Ibunya pun mengiyakan pesan anaknya tersebut. Kemudian sang ibu itu melanjutkan aktifitasnya menonton televisi.
Namun saat sedang asyik menonton televisi, ibu itu di kagetkan dengan ramalan cuaca yang mengabarkan bahwa pada hari itu cuaca akan sangat buruk. Akan ada badai, petir, serta hal-hal lainnya yang sangat mengganggu penerbangan.
Rasa cinta dari sang ibu pun muncul. Sehingga ia tidak membangunkan anaknya yang sedang tidur agar ketinggalan pesawat.
Setelah beberapa jam berlalu dari waktu penerbangan, dan ibu itu telah yakin kalau anaknya telah tertinggal pesawat maka sang ibu membangunkan anaknya. Namun sayang seribu sayang, anaknya yang sangat ia sayangi itu telah pergi meninggalkannya untuk selamanya (telah wafat di tempat tidurnya).
“katakanlah: Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan".(QS. 62 ayat 8).
***
Kawan.. mati itu pasti. Tidak ada keraguan akan kedatangannya. Namun terkadang kita sebagai insan yang lemah senantiasa lupa dengannya. Bahkan terkadang mati itu seakan-akan hanya untuk orang lain. Dan hanya orang lain yang akan mati. Sehingga kitapun lupa untuk mempersiapkan diri dalam menghadapinya.
Sebagai seorang muslim, sebenarnya fokus ketakutan kita bukanlah pada kematian itu, namun pada apa yang terjadi setelahnya. Sebab kita semua yakin bahwa setelah mati akan ada alam kubur, hari kebangkitan, hari pertimbangan, dan hari pembalasan.
Keyakinan ini tidak dimiliki oleh selain kita. Sehingga mereka berbuat sesuka hati didunia ini tanpa takut sedikitpun.
Nah, lalu apa hubungan tulisan ini dengan kematian?
***
Menggapai mimpi.. kata indah penuh optimis. Dalam kata itu ada inspirasi, motivasi, dan juga emosi. Dalam kata itu tersirat makna yang begitu dalam. Makna perjuangan, pengorbanan dan keletihan. Betapa tidak, untuk menggapai sesuatu yang nampak saja butuh pengorbanan terlebih dengan sesuatu yang abstrak dan tak berbentuk.
Mimpi.. seperti yang sering kami sampaikan adalah obsesi masadepan yang mendorong pemiliknya untuk terus berjuang dan bergerak dalam meniti jalan kepadanya. Untuk itu seorang pemimpi harus punya target dan langkah-langkah yang jelas dan bertanggal dalam penetapan mimpinya. Atau dengan istilah kerennya biasa disebut deadline.
Jika ia bermimpi untuk menjadi presiden maka ia harus sudah menetapkan kapan ia menjadi presiden dan apa langkah-langkah yang akan ditempuh untuk menggapai mimpinya tersebut. Misalnya dengan mengatakan pada umur 40 tahun aku harus menjadi presiden dan langkahnya seperti ini dan itu.
Kawan.. pemberian deadline pada sebuah mimpi sangatlah penting. Karena dengannya waktu dan tenaga akan terarah dengan jelas. Kau bisa bedakan orang yang mengatakan “aku akan naik haji pada umurku yang ke 35” dengan orang yang mengatakan “aku akan naik haji” saja. Dan jika ditanya kapan, ia tersenyum dan dengan serta merta menundukan kepalanya.
Perbedaan dari dua orang tersebut sangat jelas. Orang pertama adalah orang yang telah bermimpi dan merencanakan untuk menggapai mimpinya sedangkan orang kedua sekadar bermimpi atau lebih tepatnya berhayal.
Kawan.. mungkin diantara kalian ada yang berkata: “Ya akhi.. bukankah islam menuntun kita untuk tidak panjang-panjang angan? Dan melarang kita untuk itu?”
Maka kami katakaan padanya: “betul ya akhi”. Karena panjang angan-angan secara umum akan melalaikan kita. Ya melalaikan kita dari mengingat mati yang bisa datang kapan saja.
Tapi kawan, bukankah islam juga mengajarkan barang siapa yang telah berniat untuk melakukan sesuatu yang baik maka pahala itu akan ditulis untuknya meskipun ia tak sempat melakukannya. Dan sesuai yang kami pelajari bahwa tidak semua niat baik akan terbalas dengan pahala, tapi niat yang disertai dengan tekat untuk melakukannya atau yang dikenal dengn isltilah ‘azam. Nah, inilah yang kami sebut dengan mimpi.
Kawan.. saat kita bermimpi untuk sesuatu yang baik, baik itu untuk kebaikan kita, orang lain, dan terlebih untuk umat ini, maka yakinlah kita telah mendapatkan pahala meskipun mimpi itu belum atau tak akan pernah tercapai. Dengan catatan kita senantiasa mengerahkan segenap tenaga untuk mewujudkan mimpi itu.
Mati dan Mimpi adalah dua yang berlawanan namun dapat disatukan. Karena mengingat mati adalah sebaik-baik deadline untuk sebuah mimpi. Berpikirlah jauh kedepan, bermimpilah sejauh mungkin tapi hiduplah dalam jangka waktu sehari. Karena kita hakikatnya adalah kumpulan hari. Ketika berlalu suatu hari maka berlalu pula satu bagian dari diri kita. Sehingga itu, saat pagi bertamu maka jangan tunggu petang untuk melakukan kebaikan dan hal-hal yang menunjung penggapaian mimpi. Dan jika petang menyapa maka jangan tunggu pagi untuk melakukan kebaikan dan hal-hal yang menunjang penggapaian mimpi. Intinya jangan menunda, sebab mati bisa datang kapan saja.
Jika hal ini bisa diamalkan maka terwujudlah sang pemimpi yang selalu mengingat mati, akan muncul sang pemimpi yang tak berangan-angan panjang, dan akan lahir sang pemimpi yang akan menggapai mimpinya, dengan izin Allah.
Ingat, saat mati menjadi nasehat maka langkah dalam menggapai mimpi menjadi terarah. Karena mati adalah sebaik-baik nasehat bagi yang masih bernyawa.
Saat mati menjadi pengingat maka langkah menjadi semangat. Sebab dengan kematianlah jalan mendapatkan balasan secara sempurna untuk apa yang telah disembahkan menjadi terbuka.
Sekali lagi kawan.. mengingat mati bukan alasan untuk menjadikan kita pesimis tapi sebaliknya harus menjadikan kita optimis untuk selalu menebarkan kebaikan, membuat semangat untuk menggapai mimpi dan juga dalam meraih masa depan.
Sebagai penutup marilah kita menghayati kehidupan orang-orang yang telah mendapat rekomendasi keridoan Allah dan RasulNya. Generasi terbaik yang pernah membangun peradaan emas didunia ini. Generasi yang sangat cinta pada akhirat tapi menaklukan dunia. Merekalah para pemimpi sejati rodiallahu anhum ajma’in.
Wallohualam...
No comments:
Post a Comment
silakan komentar