Pages

Monday 24 October 2016

WAWANCARAN KETUA MIUMI SULSEL : MIMPIKAN INDONESIA LEBIH BERADAB

MIMPIKAN INDONESIA LEBIH BERADAB
Menurut Pimpinan Wilayah Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Sulsel, Dr. H. Rahmat Abdul Rahman, Lc., MA, kehadiran MIUMI untuk merangkul para ulama dan ilmuan dari segala ormas serta gerakan sosial demi mewujudkan mimpi Indonesia yang lebih beradab.

 
Bisa diceritakan sedikit, seperti apa MIUMI ini?

MIUMI merupakan wadah yang didirikan untuk mengakomodasi para ilmuan dan ulama muda, yang bertujuan mengembangkan tradisi keilmuan di tengah ummat dan masyarakat pada umumnya. Tagline dari MIUMI adalah menuju Indonesia lebih beradab. MIUMI menekankan kepada dua sisi kajian, yakni ilmu dan adab. Ilmu tanpa adab sama dengan tidak adanya ilmu, begitupun sebaliknya. Hingga saat ini, MIUMI ada di berbagai wilayah di Indonesia. Bukan berbasis wilayah, namun berbasis ulama. MIUMI tidak mementingkan penyebaran di wilayah atau kabupaten/ kota namun kepada gerakan sosial di masyarakat yang dijadikan sebagai obyek penyebaran.

Bisa disebutkan salah satu program MIUMI yang dalam waktu dekat ini akan dilaksanakan?

MIUMI memiliki banyak program, salah satunya adalah Silaturahmi Nasional (Silatnas) yang pertama kali akan dilaksanakan di Makassar pada tanggal 18-20 Desember 2015. Kegiatan Silatnas ini juga dilaksanakan di lima wilayah di Indonesia, seperti Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, dan Makassar.

Seperti apa persiapan yang dilakukan oleh MIUMI menghadapi kegiatan tersebut?

Silatnas akan diikuti oleh 100 orang peserta dari seluruh wilayah di Indonesia. Tokoh-tokoh yang hadir adalah ulama muda, seperti Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, Muh. Zaitun Rasmin, Fahmi Salim. Selain itu, ada beberapa ulama dari berbagai kabupaten dan kota. Silatnas ini akan dibarengi oleh kegiatan lain seperti tablig akbar yang dilaksanakan pada haru Jumat di Masjid Al Markaz dengan menghadirkan pembicara Ustadz Bahtiar Nasir dan Ustadz Zaitun Rasmin yang akan dilanjutkan dengan Seminar Nasional membahas tentang “Kerukunan Beragama” dengan pembicara dari MIUMI Dr. Adian Husaini, Forum Kerukunan Ummat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Selatan yakni Prof. Dr. Abdurrahim Yunus dan Ketua Komisi Kerukunan MUI Provinsi Sulsel Norman Said dan Keynote Speaker ialah Prof. Dr. Musafir Pababbari, M.Si dan moderator ialah Ikhwan Djalil.

Bagaimana sesungguhnya peranan MIUMI di Masyarakat serta bentuk follow up dari Silatnas tersebut?
Dari hasil-hasil tersebut kita akan menindaklanjuti dengan skala yang praktis. Anggota MIUMI masing-masing memiliki ormas namun MIUMI tidak berbaju satu dengan ormas-ormas tersebut. Sehingga kebijakan-kebijakan strategis MIUMI akan dilemparkan ke ormas tersebut. MIUMI banyak kepada pemikiran dan kajian-kajian ilmiah dan untuk program-program yang sifatnya praktis.

Tantangan apa yang Anda hadapi dan secara umum para ulama MIUMI saat ini?

Tantangan yang paling besar adalah banyak yang mengaku ustadz dan ulama namun tidak memiliki ilmu. Mereka berceramah dan berfatwa, namun tidak memiliki dasar fatwa atau ilmu mengenai hal tersebut, akhirnya akan membingungkan ummat yang kemudian akan diserahkan kepada ulama termasuk MIUMI sendiri. Ceramah okey, namun ketika sampai pada tingkatan fatwa itu adalah tingkatan yang berbahaya bagi kami. Sedangkan secara internal, tantangan yang kami hadapi saat ini ialah para ulama yang tergabung tidak mudah untuk menghimpunnya. Mereka adalah orang-orany yang sedang naik daun karena mereka penceramah kondang, memiliki karya dan akademisi. Bukan mudah untuk menghimpun para ulama-ulama kita.

No comments:

Post a Comment

silakan komentar