Pages

Saturday, 24 October 2015

Catatan 40 Hari Mengajar Pelajaran Agama Islam (PAI) di SMAN 3 Makassar


Sumber gambar FACEBOOK ABID FAUZAN


Ceritanya ana dahulu punya cita-cita untuk mengajar di SMAN 3 Makassar. maka tibalah takdir Allah ana mendapatkan amanah mengajar di smaga sebutan SMAN 3 Makassar. walaupun tidak lama karena hanya mengganti guru agama yang pergi haji tahun ini. bila di hitung-hitung bisa 40 hari lebih sedikit.


ternyata tidak mudah mengajar karena jumlah kelas cukup banyak namun bisa di jalani dengan baik. alhamdulillah... Sebagai alumni UIN Allauddin dari faultas tarbiyah dan keguruan jurusan PAI dapat dengan mudah di amalkan. selama ana mengajar banyak hal ana mengambil hikmah. ada satu hal yang ana makin menguatkan dalam bidang pendidikan. ini juga yang dapat ana bagi buat pembaca blog ku. 

 Sadar tidak sadar sifat dan karakter kita terbentuk oleh lingkungan kita. Apa yang kita lihat, yang kita dengar, dan juga yang kita rasa, di semua tempat dan waktu serta siapa pun orangnya telah mempengaruhi perilaku kita.

Coba kita merenung di sekitar kita realita masyarakat kita. Kita lihat banyak kekurangan dalam segi akhlak dan kepatuhan dalam menjalani hidup. Lalu renungkan beberapa waktu yang lalu ketika awal-awal kita memahami baca tulis. Mengenal lingkungan kita ketika baru beberapa tahun kita lahir di muka bumi ini. Kita di didik orang tua kita dan guru-guru kita dahulu.

Coba kita renungkan mengapa di hampir setiap instansi sipil sampai petugas pemerintah maupun swasta banyak terjadi kolusi, manipulasi proyek dan anggaran uang rakyat.

Mengapa demikian..? salah satu jawaban yang urgen adalah karena dulu sejak kecil di rumah dan di sekolah mereka dididik untuk menjadi lebih pintar dan bukan menjadi lebih jujur dan bangga pada kejujuran. 

Bila kita lihat di beberapa tempat kita tinggal kita mendapati orang yang mudah sekali marah dan merasa diri paling benar sendiri. Sekalipun salah yang dilakukan maka 1001 alasan untuk membela kesalahan mereka.

Mengapa mereka selalu marah dan selalu merasa benar apa yang mereka lakukan?

Bila di tanya person terkadang mereka tak yakin jawaban mereka karena telah menjadi watak mereka dari dulu. Iya karena dari dulu, sejak kecil dirumah dan disekolah mereka sering di marahi oleh orang tua dan guru mereka dan bukannya diberi pengertian dan kasih sayang.

Lihatlah di hampir setiap sudut kota kita temukan orang yang tidak lagi peduli pada lingkungan atau orang lain. Ketika di dekat lingkungan sekitar kita terjadi musibah banyak yang tak peduli walaupun hanya menengok.

Mengapa? Karena dulu sejak kecil di rumah dan disekolah mereka dididik untuk saling berlomba untuk menjadi juara dan bukan saling tolong-menolong untuk membantu yang lemah. Mengejar nilai ketimbang ilmu. Melakukan segala cara untuk mendapatkan nilai tak peduli cara itu curang sampai menyikut teman sendiri.

Bila kita melihat di pinggir jalan ada pemuda pengangguran menghayal tak jelas apa yang di pikirkan dan di lampu merah dan rumah ibadah kita banyak menemukan pengemis meminta-minta.

Mengapa mereka tak dapat melakukan suatu usaha yang halal untuk mencari rezki? Mengapa mereka minder bekerja dan merasa pesimis dalam hidupnya?

Karena dulu sejak kecil di rumah dan disekolah mereka selalu diberitahu tentang kelemahan dan kekurangan mereka dan bukannya di ajari untuk mengenali kelebihan dan kekuatan mereka.

Banyak contoh yang bisa dapatkan yang mengungkapkan kekurangn negeri ini. Namun tulisan ini bukan membedah semua itu. justru penulis berharap kita memperbaiki semua itu dengan mendidik diri, lingkungan, dan anak cucuk kita nanti. Karena memang secara umum kita adalah pendidik. Baik untuk diri kita maupun lingkungan dan keluarga kita. 

Jadi sesungguhnya potret dunia dan kehidupan kita yang terjadi saat ini adalah hasil dari ciptaan kita sendiri di rumah bersama-sama dengan dunia pendidikan di sekolah.

Maukah kita mengubah potret ini menjadi lebih baik ? Mari kita mulai dengan mengubah cara mendidik anak-anak kita dirumah dan disekolah tempat khusus yang dirancang bagi anak untuk belajar menjadi manusia yang memiliki akidah yang kuat dan akhlaq yang mulia.

Mari kita belajar terus dan terus belajar untuk menjadi orang tua dan guru yang lebih baik agar potret negeri kita bisa berubah menjadi lebih baik mulai dari kita, keluarga kita dan sekolah kita sendiri.

Ok.. sob pembaca blog cukup dulu yah semoga Allah memberikan kebaikan buat kita semua..amien




sebahagian tulisan ini bersumber 
KITA SEMUA ADALAH PENDIDIK

1 comment:

  1. subhanallah tulisan antum sangat mencerahkan, saya sebagai pendidik menyadari betul keadaan anak didik sekarang sangat sulit diarahkan dan betul yang antum katakan anak diarahkan hanya untuk pintar kurang diarahkan untuk jujur, artinya para guru hanya membangun kecerdasan intelektual kurang atau bahkan tidak membangun kecerdasan spiritual.

    ReplyDelete

silakan komentar