Jabatan dengan segala fasilitasnya membuat manusia
terpesona, daya tarik jabatan seperti memiliki kekuatan sihir luar biasa, mampu
menjadikan manusia kehilangan akal sehat.
Al Qur’an menginformasikan, bahwa dengan menakjubkan,
”…mereka menyihir mata orang banyak, dan menjadikan orang banyak itu takut,
karena mereka memperlihatkan sihir hebat yang menakjubkan”, demikian Allah SWT
berfirman dalam Al-Quran Surah Al A’raf: 116. Kehebatan sihir menyulap mata dan
mendatangkan takut kepada orang banyak diinformasikan oleh Al Quran Surat Tha
Ha ayat 66, yang menceritakan pertarungan antara ahli sihir Fir’aun dengan Nabi
Allah Musa As. “ … maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka
terbayang kepada Musa seakan-akan merayap cepat, lantaran sihir mereka.” Sihir
mampu membuat manusia memandang dengan takjub sesuatu yang biasa-biasa saja.
Orang yang tersihir seperti kehilangan akal sehat, tidak mampu lagi berpikir
kritis dan logis.
Pilkada yang akan diselenggarakan untuk mendapatkan jabatan,
tanpa disadari telah menyihir sebagian masyarakat. Jabatan yang diperebutkan
dalam pilkada terlihat sangat menakjubkan, bagaikan tali yang terlihat seperti
ular, dan bagaikan batu yang terlihat seperti berlian. Proses Pilkada mampu
membuat orang pelit nampak seperti sangat dermawan, biasanya sulit mengulurkan
tangan membantu orang miskin, sihir Pilkada, menjadikannya nampak berhati
mulia. Tanpa diminta, ia datang sendiri mengantarkan bermacam-macam sumbangan,
mulai dari sembako sampai barang-barang berharga lainnya. Orang yang kesehariannya selalu bermuka masam, mendadak
menjadi sangat ramah dan pemurah. Tak kenal pun ditegur dan disapa. Sepertinya
kita perlu terus menerus melakukan Pilkada agar muncul dan hadir banyak sekali
orang baik yang ramah dan pemurah. Sebaliknya, sihir Pilkada pun bisa
menjungkirbalikkan logika, seorang yang tadinya lemah lembut bisa menjadi
beringas dan kejam, sanggup mengancam orang dan kelompok lain yang menjadi
saingan.
Sihir Pilkada mendorong orang-orang sekarang berpikir
dan berbuat bagi kepentingan golongannya sendiri. Berbagai strategi dirancang
agar dapat menjadi pemenang, menjadi penguasa minimal lima tahun ke depan.
Sihir pada dasarnya adalah cobaan bagi manusia, kita harus mampu keluar dari
pesona sihir itu, agar hidup kembali normal. Berjuang dan berupaya menjadikan
tokoh dari golongan atau suku sendiri menduduki jabatan Gubernur/ Bupati/
Walikota, adalah hal yang wajar dan manusiawi. Ada tersimpan kebanggaan
tersendiri di dalamnya. Yang perlu diwaspadai dan dicermati dengan baik adalah,
jangan sampai melakukan kezaliman, atau ketidakadilan pada saat berkuasa.
Harus diingat dan dipahami bahwa kesempatan
memenangkan Pilkada, bukan berarti kesempatan untuk memarginalkan suku dan
golongan lain. Kewajiban kita semua untuk mengontrol dan menjaga agar pemenang
Pilkada tidak berlaku seperti itu. Perlakuan memarginalkan golongan dan suku
lain pada saat suku kita memegang kekuasaan, pada dasarnya adalah salah satu
bentuk penjajahan yang telah menyengsarakan bangsa ini, terutama yang tidak
sepaham dengan penjajah.
Betapa banyak pengorbanan yang dialami dan dirasakan
anak bangsa dan para pejuang pendahulu kita, termasuk para tokoh pemuda untuk
mengusir penjajah. Mereka berjuang menuntut keadilan, dan perlakuan manusiawi.
Sungguh ironis bila di saat ini, setelah merdeka kita justru berencana
menyuburkan kembali roh penjajahan yang menyengsarakan itu.
Memarginalkan orang lain adalah salah satu bentuk
kezaliman, ketidakadilan. Allah SWT melarang berlaku zalim. “ … dan Allah tidak
menyukai orang-orang yang zalim (QS. Ali Imran 57). “ Maka orang-orang zalim
itu dimusnahkan sampai keakar-akarnya … (QS Al An’am 68).
Allah perintahkan berlaku adil, ”… Dan janganlah
sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku
tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu dekat kepada takwa…, (QS.Al Maidah
8).
Semoga segenap warga masyarakat mampu melepaskan diri
dari Pesona sihir Pilkada. Mampu berpikir dan bertindak rasional dan para pejabat berbuat
adilah..!!!.
No comments:
Post a Comment
silakan komentar