Pages

Wednesday, 31 January 2018

THE NEW INTIFADHAH (Menghadapi Fase Baru Perjuangan Palestina)




THE NEW INTIFADHAH
(Menghadapi Fase Baru Perjuangan Palestina)

Oleh Muh.Abid Fauzan

Inna lillahi wa inna ilaihi Rojiun
Saya termasuk yg kaget bukan main, melihat berita keputusan Presiden Amerika Serikat(AS), Donald Trump mendeklarasikan al-Quds sebagai ibukota zionis. Belum pernah sama sekali presiden-presiden terdahulu AS melakukannya. Ini artinya fase yg d usung selama ini antara Barat dan Timur(dunia Islam) akan perdamaian Palestina dengan jalan damai(dialog, konferensi, dll) telah berakhir. Klaim Amerika ini telah mengubur proses perdamaian untuk selamanya, dan tak ada sekutu dalam proses perdamaian dengan bangsa Palestina.


Semua perundingan-perundingan damai yg d lakukan selama ini (termasuk perundingan zalim “OSLO”) pada hakikatnya TIDAK ADA GUNANYA.

Kini fase baru telah d mulai, maka kaum Muslimin seluruh dunia harus memiliki sikap yang jelas dan tegas. Bukan hanya itu harus ada tindakan yg nyata u kemerdekaan Nasional Palestina. ALLAHUAKBAR..!!!

Kejahatan ini kejahatan politik dan diplomasi hukum internasional super besar sejak israel berdiri 1948

Turki dan negara negara Islam sudah menyerukan berkumpul di Istanbul pekan depan untuk merespon hal ini

Ikhwanul Muslimin Mesir sudah mengumumkan akan berdemo besar besaran jumat ini dan pekan depan menanggapi hal ini

Ulama Dunia Yusuf Al Qardhawi sudah mengeluarkan pernyataan jihad untuk kaum muslimin untuk menjaga al aqsa dan palestina

Ketua Biro Politk HAMAS, Islamel Haniya, menegaskan bangsa Palestina akan mengobarkan Intifadah menghadapi keputusan ini.

Dalam pidato merespon deklarasi Amerika, Haniyah mengatakan, bangsa Palestina mampu berjuang menghadapi penjajah. Kami akan menghadapi perimbangan baru, dan fase politik berbeda pasca putusan ini. Kami harus mengambil kebijakan, dan menetapkan strategi baru menghadapi konspirasi baru terhadap al-Quds dan Palestina.

Dukungan buta Amerika dan aliansi setannya secara sepihak harus kita hadapi dengan tegas. Al-Quds merupakan kesatuan, tak bisa dipisahkan antara Timur dan Baratnya, al-Quds adalah ibukota Palestia, Arab dan Islam, dan seluruhnya menjadi ibukota Palestina.

Saya tegaskan bahwa Palestina tak bisa dibagi, Palestina dan al-Quds milik kami, kami tak mengakui legalitas penjajahan, tak ada eksistensi bagi Israel di bumi Palestina, sehingga ia tak bisa memiliki ibukota, ungkap Haniyah.
Haniyah menyerukan untuk menertibkan kembali perjuangan Palestina menghadapi konspirasi berbahaya, dan menyusun prioritas Palestina di hadapan kebijakan zhalim ini. 

Otoritas Palestina harus memiliki keberanian nasional mendeklarasikan keluar dari perundingan zalim, dan segera membuat langkah rekonsiliasi Palestina dan persatuan nasional, serta mengakhiri perpecahan, kita harus segera menyusun dan membuat strategi Palestina menghadapi penjajah dan kebijakan Amerika, tegas Haniyah.

Kebijakan politik zionis yang didukung Amerika tak bisa dihadapi kecuali dengan menggelorakan Intifadah baru melawan penjajah zionis.

Kami ingin Intifadah rakyat seperti yang telah dicetuskan rakyat Palestina di al-Quds dan al-Aqsha, sebagai bentuk ekspresi kemarahan rakyat, dan berpegang kepada hak konstitusi al-Quds dan seluruh Palestina, terang Haniyah.
Ketua biro politik Hamas menekankan pentingnya membuat langkah taktis di lapangan, meringankan penderitaan warga, terutama sanksi di Gaza, dan menghentikan kerjasama keamanan dengan penjajah Israel di Tepi Barat, karena rakyat yang terluka tak mampu melawan, jika tak memiliki anasir kekuatan.

Haniyah menyerukan untuk mencabut blockade Gaza, dan mengakhiri semua sanksi yang mencekik warga Palestina di Gaza, serta menghentikan kerjasama keamanan dengan penjajah zionis, dan mengokohkan perlawanan di Tepi Barat, supaya mampu menghadapi permusuhan nyata ini.

Haniyah menambahkan, sangat penting untuk menyusun prioritas dan mengembalikan perjuangan Palestina, untuk meraih kemerdekaan nasional, dan tidak mengemis bantuan Negara lain. Bangsa kita telah mempersembahkan ribuan syuhada, korban luka dan para tawanan, tak mungkin menyerah menghadapi klaim Amerika ini.

Bangsa kita adalah bangsa pemberani, dan mampu mengubah perimbangan di kawasan, kita mampu dengan dukungan umat Islam dan dunia Arab.

Haniyah menyerukan kepada segenap Negara Arab dan Islam untuk bersikap serius menghentikan pertikaian di kawasan, apapun sebabnya, dan memboikot pemerintah Amerika, serta tidak bekerjasama yang bisa mencederai hak-hak Palestina.

Netanyahu dan Trump memanfaatkan kondisi di kawasan, untuk merealisir keputusannya dan menyerang al-Quds dan Masjidil Aqsha.

Haniyah menambahkan, jika al-Quds terlepas, maka tak ada lagi kemuliaan bagi kalian, al-Quds adalah kemuliaan Palestina dan eksistensinya, hari ini OKI harus segera menggelar sidang, serius menggerakkan KTT Arab.

Allahummanshur Ikhwananal Muslimin Fi Filisthin wa Fi Kulli makan.

SEKALI LAGI, Umat Islam seluruh dunia wajib bersikap tegas, melawan, melakukan aksi nyata karena hari ini (seterusnya) fase baru perjuangan Palestina telah d mulai : "THE NEW INTIFADHAH"

Jumat, 8/12/2017
Serambi Madinah, MAKASSAR

Dari berbagai sumber
(Pidato Ust Islamel Haniy dari Kiblat, Melayu Palinfo)

#savepalestine

Say NO!! To AlQuds/ Jerusalem for Israel.
_
#AlQudsIbukotaPalestina
#StandforAlquds
#FreePalestine

SUMBER : FB Abid fauzan

No comments:

Post a Comment

silakan komentar