Pages

Wednesday 22 March 2017

MENYEGARKAN LAGI DUNIA MENULIS KAWASAN TIMUR INDONESIA


 
Ketika itu Ana/saya telah menyiapakan jadwal khusus untuk menghadiri bedah buku salah seorang penulis terkenal di kawasan timur indonesia itu. Ana telah banyak mengikuti even kegiatan sastra yang ia jadi pemateri serta tentunya membaca karya bukunya. Maka dengan di temani seorang sepupu Ana ini yang juga memiliki kepedulian dunia perbukuan kami meluncur ke tempat acara. 




Buku yang beliau tulis ini termasuk buku baru yang terbit. Namun terbitannya dengan penerbit besar sehingga dengan cepat menyabar ke seluruh Indonesia. Para panelis juga merupakan aktivis perbukuan di kawasan timur Indonesia ini membedah buku tersebut. Setelah pemaparan materi dari panelis waktunya tanya jawab.



Alhamdulillah Ana di beri kesempatan untuk bertanya. Maka salah satu ana tanyakan tentang sastra timur Indonesia. Karena Ana menyadari kalo aktivitas menulis merupakan aktivitas yang sangat penting untuk memajukan suatu peradaban. Maka tentunya menulis terus berjalan dan menghasikan karya yang gemilang.

Coba kita tengok bagaimanakah semangat para ulama kita dalam menulis? Ternyata mereka bisa menghasilkan beribu-ribu lembar bahkan jutaaan lembar. Ini karya mereka bagi umat Islam.

Muhammad ibnu Jarir Ath Thobari (wafat: 310 H), penulis kitab Jaami’ul Bayan ‘an Ta’wilil Ayil Qur’an menulis dalam sehari 40 lembar. Kira-kira beliau seumur hidupnya telah menulis 584.000 lembar.

Imam Abul Wafa’ ‘Ali bin ‘Aqil Al Hambali Al Baghdadi (wafat: 513 H) –manusia tercerdas di jagad raya kata Ibnu Taimiyah-, beliau menulis kitab Al Funun dalam 800 jilid, di mana di dalamnya berisi pembahasan tafsir, fikih, nahwu, ilmu bahasa, sya’ir, tarikh, hikayat dan bahasan lainnya.

Imam Abu Hatim Ar Rozi menulis kitab musnad dalam 1000 juz.

Ibnul Jauzi (Abul Faroj ‘Abdurrahman bin ‘Ali bin Muhammad Al Jauzi, wafat: 597 H), murid dari Ibnu ‘Aqil, beliau telah menulis 2.000 jilid buku dan buku yang beliau pernah baca adalah 20.000 jilid. Adz Dzahabi sampai mengatakan tentang Ibnul Jauzi bahwa tidak ada yang semisal beliau dalam berkarya.

[Dinukil dari kitab ‘Uluwul Himmah, karya Syaikh Muhammad Al Muqoddam]

Coba lihat bagaimana semangat para ulama dalam menulis. Artinya, mereka setiap saat selalu menyibukkan diri mereka dengan ilmu. Lihat saja Ibnul Jauzi, hasil karya beliau saja 2000 jilid. Belum lagi beliau membaca, ternyata telah mencapai 20.000 jilid yang dibaca. Kalau kita perkirakan 1 jilid adalah 300 lembar. Berarti yang telah dibaca oleh Ibnul Jauzi sekitar 6 juta lembar dan yang telah ditulis kisaran 600 ribu lembar. Bayangkan saja bagaimana semangat mereka dalam memanfaatkan waktu? Sungguh, di dalam kisah mereka yang sudah tiada terdapat teladan bagi kita yang masih hidup. Marilah kita menorehkan karya besar untuk umat Islam saat ini.

Jadilah orang yang manfaat bagi manusia. Dalam hadits disebutkan,

أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ أَنْفَعَهُمْ لِلنَّاسِ

“Manusia yang paling dicintai di sisi Allah adalah yang banyak memberikan kemanfaatan bagi orang lain.” (HR. Thobroni dalam Mu’jam Al Kabir, 12: 453).

Di antara faedah menulis bagi kita:

Menulis semakin menjaga ilmu.
Menulis semakin menambah ilmu.
Menulis semakin membawa faedah bagi orang banyak.
Menulis adalah bagian dari berdakwah dengan tulisan.

Semoga kita menjadi orang yang banyak memberikan jasa pada umat Islam di jagad raya.

Jadi mari kita menulis bangun peradaban yang lebih baik... !!

VIDEO ANA BERTANYA BEDAH BUKU


No comments:

Post a Comment

silakan komentar