salah satu tempat d jakarta |
AKU, DAKWAH DAN KEBANGKITAN ISLAM 2030
Saat ini, Dakwah Islam di Indonesia lagi hangat-hangatnya. Berbagai gejolak kian membuat kita sadar
dan perlu bekerja keras untuk mengembang dakwah. Alhamdulillah banyak lembaga-lembaga dakwah baik
itu kampus, sekolah, media, sampai ormas semakin intensif melakukan
perbaikan ummat. Tentunya tanpa lupa dukungan Pemerintah yang perlu di dorong paling tidak menaruh perhatian atau
dukungannya untuk dakwah. Sampai bila
perlu pemerintah mengeluarkan berbagai regulasi dan penataan sistem dan kelembagaan yang Islami di tengah-tengah masyarakat.
Tahun 2016, Ana/saya genap sudah 27 tahun. Dalam rentang
masa itu, berbagai dinamika telah dan
harus dilalui. Kadang berupa kelokan tajam perjuangan, benturan
keras kondisi di sekitar, dan situasi iman yang mencekam. Alhamdulillah, hingga saat ini Allah subahana wataalah masih
mengizinkan Ana dapat menghirup segarnya udara dunia. Survive: beribadah, beramal, dan bertumbuh bersama dakwah dengan
dukungan banyak ikhwa dan para ustaz.
Dalam konteks perencanaan
strategis menuju kebangkitan Islam 2030, Ana dengan segala kekurangannya sudah melalui banyak romantika perjuangan. Berjuang untuk mencukupi berbagai sektor SDM (sumber daya manusia) agar dapat terus berkarya dan memberikan terbaik bagi ummat.
Berbekal semangat dan idealisme yang menggebu, namun miskin ilmu, pengalaman, dan
sumber daya.
Sejak pertengahan 2007, memulai dakwah ini hanrusnya telah menjadi
pembelajaran (10 tahun). Maka tahun ini harus terus berbenah. Tidak cukup hanya terus berbuat baik, namun juga harus bekerja dengan
cara yang benar (Performance & Compliance). Pemikiran tersebut “memaksa” Ana untuk
memberikan perhatian lebih intensif terhadap ilmu syar’i serta pencapaian amalan yang dilakukan.
Komitmen ini sekaligus
menandakan bahwa kini Ana tengah memasuki fase selanjutnya
dalam rangkaian etape perjalanan dakwah abad ini.
Implementasi dari
komitmen tersebut ~komitmen kualitas diri dan seluruh proses yang menyertainya (Quality
Control & Assurance)~ adalah BELAJAR,
BELAJAR DAN BELAJAR. Belajar untuk meningkatkan kualitas baik ilmu syar’i
yang akan disampaikan kepada ummat serta metode dakwah yang benar dan efektif.
Maka sejalan
dengan itu, belajar di lembaga pendidikan Islam formal baik itu mahad sampai
pesantren ana harus masuk di dalamnya. Paling tidak hapalan Alquran diatas 5
juz (kalo bisa 30 juz... AllahuAKBAR) dan bisa berbahasa Arab lisan maupun
tulisan serta dasar ilmu Syar’i lainnya menjadi target pendidikan formal. Sejalan
dengan itu perjalanan Ana ke jawa ini mendapatkan inspirasi besar untuk memulai
komitmen ini. Komitmen untuk terus meningkatkan kualitas diri. Mungkin butuh
beberapa tahun lagi lamanya untuk belajar lagi di sebuah mahad biasanya D3 ( 3
tahun) maka umur sudah pasti genap 30 tahun ketika itu nantinya.
Walahualam
apa Ana harus menunda menikah selama itu atau prosesnya ana menikah? Hanya Allah
yang tahu. Selama ana belajar itu banyak hal yang harus di korbankan untuk
perjuangan menuju kebangkitan Islam 2030. Seperti itu pula Allah yang lebih
tahu bagaimana kebangkitan Islam itu, tidak harus 2030 mungkin lebih cepat atau
lebih lama. Semuanya kita serahkan kepada Allah, kita semua hanya bisa
merencanakan dan berbuat.
No comments:
Post a Comment
silakan komentar