Tidak ada alasan besar sebenarnya ana(saya)
menonton film endensor, selain karena ana sudah baca bukunya dan juga sudah
cukup lama ana tidak ke bioskop. Tetapi seorang sepupu ana mengajak menonton
film tersebut. Sepupuku satu ini cukup netral dalam hal-hal agama “selama gue
fan tidak masalah”. Di tambah lagi desakan seorang ikhwa yang kompori untuk
ikut nonton, jadinya ana ikut juga.
Ternyata
film endensor telah habis di nonton, banyak bioskop sudah tidak menayangkan karena
sudah lebih setengah bulan setelah mulai penayangan perdana tanggal 24 desember
2013. Namun ada 1 bioskop di salah satu mall di makassar masih menayangkan film
ini dan mungkin hari itu yang terakhir. Jadinya kami bertiga menuju ketempat
tersebut.
Sekuel kedua dari film Laskar Pelangi ini lebih
menggambarkan kegalauan hati Ikal yang sedikit mengesampingkan tujuan utamanya
ke Paris. Ikal dan sahabat karib sekaligus kerabat jauhnya, Arai , mendapatkan
beasiswa dan akhirnya mereka menetap di Paris demi mewujudkan cita-cita mereka.
Dengan uang beasiswa yang tidak seberapa, mereka juga mencari uang tambahan
dengan bekerja paruh waktu. Hingga akhirnya, Ikal berpacaran dengan Katya,
gadis asal Jerman yang menjadi rebutan para pria di kampus. Ikal juga bingung
mengapa Katya bisa-bisanya malah memilih dirinya. Mulai saat itulah Ikal tidak
bisa fokus antara kuliah dan hubungannya dengan Katya. Nilai kuliahnya sempat
turun dan Ia tidak lulus ujian. Arai sempat marah karena takut Ikal lupa dengan
tujuan utama mereka ke Paris yaitu untuk mengejar cita-cita semasih sekolah
dulu.( gudangfilm.blogspot)
Menurut ana, film ini berhasil menggambarkan cerita dari
novel yang berjudul sama yaitu, Edensor. Walau ada beberapa bagian dari novel
yang ditinggalkan, namun tidak mengurangi esensi keseluruhan dari novel
tersebut. Plus film ini menampakkan secara real eropa yang selama ini ana hanya
baca di novelnya, mulai dari bangunannya sampai karakter para tokoh.
Namun dalam majelis ini ana tidak lupa juga berbagi pelajaran
dari apa yang ana nonton ini. Karena kita harus mengambil hikmah dari berbagai
kejadian dalam kehidupan kita masing-masing.
“Dan iman itu
bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.”( Asy-Syeikh
Muhammad al-Utsaimin rahimahullahu ta’ala)
Prinsip (Atau) Dan Keimanan Itu Bertingkat-Tingkat
Dalam perjalanan cinta ikal bersama katya dalam film
tersebut ada yang cukup menarik. Ikal dan ketya sama-sama punya prinsip
walaupun berbeda di satu sisi. Ketya memiliki prinsip berkaitan tentang
hubungan lawan jenis. Dalam film tersebut 2 mahasiswa teman ikal menggodaanya
namun ia menolaknya. Bahkan ia tak segan-segan menampar laki-laki yang ia
anggap menghina dirinya. Ikal yang seorang muslim telah di ajarkan untuk
memegang teguh prinsip. Sampai di tanah eropa pun ikal harus berjuang
mempertahakan prinsip.
Jauh dari lingkungan muslim apa lagi mayoritas dan di tempat
yang bertantangan tentunya cukup menggerus iman seseorang. Dalam film edensor
ini ikal dan arai di tampil tetap menjalankan perintah agama yaitu seperti shalat.
Walaupun harus (mungkin) sendiri shalat, terlambat, sekali2 berjamaah berdua di
kamar kos mereka. Mereka melaksanakan dengan semangat termasuk juga dengan prestasi
akademik mereka yang berhasil mendapat nilai yang memuaskan. Ini adalah nilai
positif dari film ini.
Namun tak berhenti saja ujian berat datang ketika ketya
gadis mahasiswi eropa yang di incar banyak kaum adam ini memilih berpacaran
dengan ikal. Ikal sendiri pasti tak terbiasa dengan hubungan yang namanya
pacaran karena ikal pacaran terakhir kali sejak ia bersama aling ketika SD. Atau
ikal memang tidak (mau) mencintai ketya. Maka ikal selalu menolak bila di ajak
ciuman ketika ketya dan ikal berpacaran. Ikal selalu menolak dengan berbagai
alasan mulai dari ini t4 umum sampai beralasan mengaku orang KUNO atau orang belitong.
Ikal berfikir akan di putuskan lebih cepat oleh ketya karena
prinsipnya itu, namun justru ketya memahami perinsip ikal. Walhasil ujian(Musibah)
pun datang nilai-nilai ikal di kampus menurun dan ikal pun berselisih tegang
dengan arai tetang prestasinya yang menurun. Ujungnya ikal kehilangan sahabat
sejatinya arai sekalipun ia sudah meminta maaf.
Keimanan atau -mungkin sebahagian pembaca menyebutnya-
prinsip, ternyata bisa turun juga. Sama ketika prinsip ikal yang tak mau
berciuman dengan ketya, ternyata prinsip itu luntur juga walaupun dalam film di
tampikan ikal mencium kening ketya sekali ketika mereka putus. Ikal luluh dari
keterbukaan ketya yang memahami bahwa ikal ingin mengakhiri hubungan karena
perbedaan pandangan/prinsip/iman antara mereka.
Selain hubungan lawan jenis, dalam film ini juga memaparkan perjuangan ikal
memegang prinsip tidak mau minuman beralkohol ketika di tawari oleh ketya. Ketika
itu ia teringat dengan pesan ayahnya sewaktu kecil.
Tetapi ada catatan yang perlu di ingatkan sebagai seorang “ikhwa”(sedikit
paham agama) bahwa bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan muhrim di larang
dalam ajaran Islam. Dalam film edensor, ikal tak bisa menghindari berpegangan
tangan dengan ketya ketika mereka berpacaran bahkan ikal nampaknya membiarkan
hal tersebut. Walaupun ikal menghindari untuk berciuman tetapi tak membuat
hukum bersentuhan dengan lawan jenis itu boleh. Serta banyak hal memang yang
perlu diingatkan (berdua2an, dll #pembacalah yg mikir)
“Sesungguhnya jika kepalanya ditusuk jarum dari besi adalah
masih lebih baik dari pada menyentuh pada perempuan yang bukan muhrim nya” dan
“Barang siapa yang
meletakan tangannya pada wanita yang bukan muhrim nya dengan
syahwat(senang/nafsu) maka akan datang dia pada hari kiamat dengan tangan
terikat sampai lehernya. Dan jika dia menciumnya,maka bibirnya akan digunting
di neraka” (HADIS)
Ana jadi ingat waktu SMA dulu, ketika itu ana sudah ikut
kajian2, jadinya sedikit paham agama dari SMP. Jangankan mau pacaran bersentuhan atau
dekat-dekat lawan jenis sangat ana hindari. Mungkin ketika itu ana akan di ejek
sok alim, KUNO (seperti ikal dalam film menyebut dirinya orang kuno) dll, tapi
ana tidak mempedulikannya.
“mau kah engkau menukar keimanan mu dengan sesuatu yang semu
belaka dengan balasan siksa abadi?” kata seorang murrobbi (guru ustazku).
Demikian dulu pembelajaran kehidupan hari ini. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari peristiwa di sekitar kita serta tetap Istiqomah memegang prinsip keimanan kita sampai hari khayat kita..amien.
No comments:
Post a Comment
silakan komentar