PERTARUNGAN PEMIKIRAN ISLAM
Oleh: Dr. H.Daud Rasyid[1]
Di lain pihak ada tokoh-tokoh yang mnenolak
dengan lantang pemikiran sekuler, karena paham itu bertentangan dengan Islam.
Sekularisme itu adalah ideologi yang tidak bisa dicampur aduk dengan Islam. Ketika
seseorarg sudah menjadi sekuler atau pendukung sekularisme, sebenarnya ia
telah menanggalkan Islam dari dirinya Karena Islam adalah Dien (agama) yang
komprehensif, tidak mengenal pemecah-mecahan (ambivalensi). "Ambil Islam
seluruhnya atau Lepaskan Islam seluruhnya!". Sedangkan Sekularisme tidak
menerima kehadiran agama dalam kekuasaan.
Akhir Januari 2014 lalu tepatnva Senin
malam selasa tanggal 27 Januari, saya mendapat kehormatan diundang TVOne
sebagai Panelis dalam acara Debat Kandidat Calon Anggota Legislatif untuk Pemilu
2414 untuk memberikan komentar dan penilaian kepada Para Calon Anggota
Legislatif Pemilu April 2014. Yang hadir pada acara bergengsi itu wakil dari
Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat
Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Demokrat (PD).
Mereka rata-rata adalah politisi muda yang
sedang gigih-gigihnya mengembangkan karimya di dunia Politik praktis. Tema yang
didebatkan seputar tema-tema hangat dan mengundang kontroversi seperti
"Anarkhisme Ormas-ormas yang mengatasnamakan Agama", "Toleransi
Beragama", "Pluralisme Beragama", "Pembangunan Rumah
Ibadah". Tema-tema ini adalah tema yang umumnya dieksploitasi musuh-musuh
Islam untuk memojokkan Islam dan Kaum Muslimin di Indonesia yang mayoritas
Islam. Media dan NGO Barat dan LSM dalam negeri kaki tangan Barat kerap mengangkat
isu-isu ini di media untuk membentuk opini jahat bahwa umat Islam identik
dengan kekerasan dan tidak toleran.
Sungguh amat disayangkan, umumnya
politisi Muda itu sudah terkontaminasi oleh paham Liberal dan Pluralisme,
kecuali wakil dari PKS dan PPP yang masih terlihat identitas dan visi Keislamannya.
Adapun yang lainnya, suara dan pandangan mereka tidak ada bedanya dengan
orang-orang di luar Islam. Mereka ikut memojokkan paham keagamaan kaum muslimin
di Indonesia dan membangga-banggakan paham pluralisme, wabil khusus yang mewakili
PKB. Mereka mengeker pada kaum Non Muslim di Indonesia dan Barat yang menilai
umat Islam tidak toleran dalam soal pembangunan Gereja. Padahal data
membuktikan bahwa selama tahun 2013 pertumbuhan Gereja di Indonesia dalam
setahun lebih dari 150%, pertumbuhan Vihara lebih dari 300% sementara pertumbuhan
Masjid hanya 60%. Ini terjadi di negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia.
Di Indonesia inilah, khususnya di Ibukota
negara DKI Jakarta, Gubernurnya sekarang adalah seorang penganut Kristen, yang
penduduknya 90% lebih Muslim. Karena Pasangan Jokowi - Basuki (Ahok)
memenangkan pemilihan Gubernur pada tahun 2013. Jokowi meminta cuti dari
jabatannya sebagai Gubernur pada tahun 2014, maka otomatis posisinya digantikan
oleh Basuki sebagai Gubernur. Di Kalimantan Barat, yang daerah Melayu itu,
Gubernurnya seorang penganut Nasrani, padahal penduduknya mayoritas Muslim.
Aneh bukan?!
Saya katakan kepada merekabahwa Anda-anda
ini adalah pemuda yang sudah dihinggapi penyakit mental “inferiority complex”, tidak percaya diri, menanggalkan identita
karena ingin dipandang hebat oleh orang-orang di luar Islam. Takut berpendapat
beda dengan arus yang sedang berjalan kencang di tingkat dunia menuju
Pularisme Agama. Perasaan bersalah tanpa ada pembuktian. Jadi kalau ada suara
di Barat yang memprotes sikap umat Islam di tanah air, mereka-mereka ini yang
ikut menuding saudaranya sendiri, menga”amini” tuduhan orang-orang di luar,
tanpa memperjelas duduk perkaranya. Mereka ini benar-benar “budak” yang sangat
manut kepada tuannya.
Hai Saudaraku. Bangsa yang ingin maju
adalah bangsa yang siap melawan arus untuk berjalan menuju ideologi yang diyakininya,
bukan bangsa pengekor mengikuti apa yang diinginkan Negara-negara maju
(Barat). Negara-negara maju itu tidak berkeinginan baik untuk umat Islam.
Mereka ingin umat ini tetap terbelakang, bergantung kepada mereka dalam segala lini,
Imperialisme harus tetap melekat di dunia Islam.
Dunia Islam, khususnya harus berani
bersikap dalam menghadapi keinginan-keinginan negara-negara Barat. Generasi
muda bangsa ini harus dididik berani di hadapan mereka. Kalau pemuda saja penakut
dan manut, siapa lagi yang akan diharapkan memperbaiki masa depan bangsa ini.
Sebagai bangsa Muslim kita sudah memiliki ideologi
Islam, dengannya kita maju dan mengalahkan bangsa-bangsa lain.
Buku saya dengan judul “Pembaruan
Islam dan Orientalisme dalam Sorotan” mengetengahkan perdebatan pemikiran
seputar Islam dan sekularisme di Indonesia pada tahun 1992 yang pernah membuat
heboh dunia pemikiran di Indonesia waktu itu. Semoga isi buku tersebut memberi
sumbangan bagi pemerhati pemikiran Islam di Indonesia dan menambah kerinduan
kepada Islam sebagai way of life yang
makin padar di tengah informasi belakangan ini.
No comments:
Post a Comment
silakan komentar