Pages

Tuesday, 11 June 2013

CATATAN (TiDaK) MAU MENGAJAR AGAMA ISLAM DI SMAGA




Ceritanya saya mengisi taklim kontemporer di IKRAMAL 03 rohis SMAN 3 MKS (selanjutnya di sebut smaga) tepatnya hari sabtu pulang sekolah. Ketika itu kalo sabtu di smaga pulangnya lebih cepat menjelang dzuhur. Sementara berjalan taklimnya azan dzuhur telah berkumandang di mesjid dekat smaga sehingga taklim harus di pending dulu untuk shalat dzuhur karena ternyata taklim seru banget jadi tetap di lanjutkan selesai dzuhur.

Setelah azan di Mushlah Al Iqro Smaga lalu sesudah ambil air wudhu, saya bertemu Pak Said guru agama Islam smaga yang juga merupakan guru yang saya sangat hormati. Beliau juga pernah mengajar saya ketika kelas 1 dan kelas 3 ketika itu. Sehingga beliau sangat mengenal saya, apa toh lagi saya sering berkunjung di smaga baik itu membina rohis ikramal atau konsultat mengajar agama islam (saya mengajar agama Islam di SMK YPUP).




Ketika bicara sedikit basa basi membuka pembicaraan setelah shalat dzuhur. Beliau menawarkan mengajar agama di smaga. Saya mendengar hal itu, jantungku berdetup kencang. Beliau lalu melanjutkan kalo beliau ada penataran selama 3 hari sehingga kelas yang beliau ajar selama 3 hari itu kosong. Beliau juga tak memiliki guru yang menggantikan karena guru agama lain sudah punya jadwal sendiri. Karena rasa hormat ku saya hanya mengiyakan dan memikirkan serta melihat jadwal mengajarku juga.

Malam pun datang saya masih berfikir tentang tawaran pak said padaku. Kalo berdasarkan jadwalku cuman terbentur satu jam dari jadwal di smk ypup. Saya bisa memberikan tugas saja lalu meluncur ke smaga bila menerima tawaran beliau.

Tiba-tiba saya menerawang mengingat-ingat lagi masa-masa SMA di smaga. Saya masih ingat pertama kalinya saya bertemu pak said di kelas satu mengajar agama Islam. Walaupun ketika itu beliau nampak ke’tua’an beliau yang tampak di wajah beliau tapi kami di kelas begitu hormat dan patuh akan kharisma beliau karena beliau seorang kami tuakan dan guru agama kami. Di kelas satu X-i(9), beliau dapat dengan mudah mengenalku, karena memang di kelas saya hanya saya aktif di rohis ikramal. Begitulah waktu terus berjalan sampai di kelas 3(XII IPA 4) beliau mengajar saya kembali.

Saya kembali sadar atas renungan ku itu. Bila saya menerima tawaran beliau mengajar, maka untuk pertama kalinya saya mengajar di sekolah yang saya juga alumni di tempat tersebut. Tidak pernah terpikirkan oleh ku akan mengajar di smaga suatu hari nanti. Sebenarnya Sampai sekarang saya ‘merasa’ masih belum layak mengajar karena masih banyak kekurangan dalam mengajar. Saya merasa masih belum mau mengajar di sekolah ku itu. Aku pun galau.

Galau ku pun bertambah ketika ada sms masuk di hp ku  mengingatkan akan janji untuk hadir kegiatan FK2PI yang bersamaan waktunya dengan jadwal mengajar di smaga. Memang sebelum datang tawaran pak said saya sudah iya kan janji setelah mengajar smk lalu ikut kegiatan FK2PI. Ini yang membuat ku lebih galau lagi. Setelah lama berfikir menimbang-nimbang. Saya putuskan (dengan berat juga) untuk tidak menerima tawaran pak said.

Saya pun ingin menemui beliau tentang hal ini walaupun perasaanku campur aduk. Mulai malu karena menolak, dan harus tegas, dll. Saya datang ke rumah beliau tapi beliau tidak ada. Maka saya sampaikan melalui telpon entah bagaimana ekspresi beliau mendengar hal ini. Yang terdengar membalas jawaban ku itu ‘tidak apa-apa’ katanya. Tapi entah kenapa aku menambahkan “pak.. nanti lain kali insyaallah saya siap mengajar di smaga” kata ku dengan semangat. Pembicaraan kami selesai tapi ada sesuatu dalam hati ku.



“AKU AKAN MENGAJAR DI SMAGA SUATU HARI NANTI INSYAALLAH...!!”


Makassar yang cerah,

Yang terperangkap dari masa lalu....

1 comment:

  1. semangat Pak Abid. InsyaAllah dengan usaha, doa dan kerja keras akan berbuah menjadi hasil yang manis :)

    ReplyDelete

silakan komentar