Pages

Saturday 13 September 2014

CERITA JADI KHATIB JUMAT




Ceritanya tahun lalu saya di minta untuk menjadi khatib jumat di sebuah sekolah di makassar. Seingat saya terakhir mengisi khatib jumat karena khatib jumat tidak datang dan saya ketika itu menjadi ketua rohis SMA ketika itu. Artinya sudah sudah lama sekali memang. 

Thursday 11 September 2014

BERKUNJUNG DAN BERDISKUSI DI RADIO MAKKAH AM




Awalnya saya di telpon oleh seorang penyiar radio makkah am untuk mewkili kampus dalam sebuah diskusi. Ia pun menyampaikan tentang masalah diskusi yaitu anarkisme mahasiswa. Selain saya ada juga perwakilan mahasiswa dari kampus lain. Alhamdulillah.. malam itu saya hadir dan bersama teman-teman kampus lain. wawancara ini bertepatan banyak kasus anarkisme mahasiswa akhir-akhir ini di kota ku. 

Sunday 7 September 2014

KEBERANIAN JADI MODERATOR




Ketika itu ana mendatangi acara bedahbuku di sebuah tokoh buku yang mau di buka perdana. Pagi-pagi kami telah datang namun acara sengaja belum di mulai agar kami dapat melihat-lihat buku yang ada di toko buku itu.

Sementara melihat-lihat buku yang mau di beli. Pemilik toko buku menghampiri saya untuk menjadi moderator acara bedah buku ini. Untungnya ana juga punya pengalaman walau hanya jadi moderator di sekolah dahulu atau di kampus. Maka dengan berani saya menyanggupinya.

Friday 5 September 2014

CATATAN SEORANG MURROBBI SEKOLAH (1)




Pernah antum berfikir?

Bagaimana rasanya menjadi seseorang yang jarang sekali bertemu dengan muttarobbi antum?, mungkin sama halnya dengan seorang anak yang jarang bertemu dengan seorang ayah. Akhirnya..., sang anak mencari sosok ayah yang lain dan ternyata dia menemukan hal itu bukan pada ayah kandungnya.

Monday 1 September 2014

SALING BERBAGILAH MAKA ENGKAU AKAN SUSKSES




Tulisan ini bukan benjadi pembenaran atas lamanya ana di kampus. Tapi ana ingin berbagi inspirasi ketika menjalani sebagai calon intelektual masa depan ; mahasiswa

Ketika itu ana sangat bahagia menyelesaikan tugas mulia menuntut ilmu di kampus peradaban UIN Alauddin Makassar. Semua terasa puncaknya ketika acara seremoni wisuda. Begitu banyak senyum tertempel di wajah-wajah intelektual muda. Terlebih lagi orang tua kami ayah ibu keluarga kami dosen yang mengajarkan kami merekalah yang lebih layak untuk berbahagia. Merekalah yang harus kami ucapkan terimakasih yang telah membantuk ke fase ini.