Pages

Monday 27 June 2011

KETIKA AKTIVIS JATUH CINTA (FINAL 1, dari 2 tulisan)

Pengantar : setelah beberapa bulan menerbitkan tulisan tentang aktivis jatuh cinta dalam artikel blog ku ini, ana mendapat tanggapan dari salah satu ikhwa pembaca blog ku katanya kurang lebih begini aktivis jatuh cinta itu udah basi dari SMA bahkan maka ikhwa ini menyarankan untuk membuat artikel ketika aktivis MENIKAAHH... he.. he.., (itu saran atau profokasi sih..??) ana pun mempertimbangkan sarannya untuk membuat artikel tersebut (doa kan ya). Terlepas dari itu ana menyadari untuk mengakhiri tulisan ini dan insyaallah tulisan terakhir sekali ana akan terbitkan lagi.
Solusi yang Patut Dicermati
Seperti yang telah sedikit disinggung di atas, bahwa ketika perasaan simpati, sayang, cinta or apalah namanya muncul, maka menyandarkan cinta itu ke dermaga pernikahan adalah solusi yang cerdas dan tepat. Karena saya rasa tidak ada hal lain yang begitu efektif dan efisien -meminjam istilah manajemen- selain menikah, meski dalam sebuah hadits, Rasulullah pun juga memberikan alternatif lain untuk puasa. Namun persoalannya siapakah yang mampu untuk terus menerus berpuasa?
“Lalu, bukankah menikah juga adalah hal yang tidak sederhana? Butuh kesiapan finansial dan kemampuan memberikan nafkah? Sementara bagi mereka yang jatuh cinta tersebut di atas sebagiannya belum memiliki itu semua?”

Sunday 26 June 2011

mau buang isi kepala dulu

huuffttt... subahanallah... astagfirullah....
kepala ini kadang penuh tumpukan kata2 yang ingin dikeluarkan dan jadi bahan membangun sebuah tulisan..tapi saat berhadapan di depan komputer..malah justru kehampaan lupa entah hilang kemana.....
padahal melihat tulisan2ku di blog ku ini ternyata masih sedikit yang kutulis masih harus belajar untuk jadi penulis yang istiqoamh, masih harus banyak baca, banyak menelaah hikmah yang terjadi dengan lingkungan kita... namun kutemukan hikmah tercecer itu yang sangt terkait dengan diriku... kini aku sudah melewati suatu fase dari beberapa fase dalam kehidupan ku setelah kebiasaan menulis ini awalnya sebagai pelarian yang aman lalu menulis menjadi penghiburan bagi gundahku..atau sekedar pelepas bagi resahku..



kini fase selanjutnya kusendiri bingung ada jalan buntu yang kupikirkan dan ingin kutuliska.. masa-masa ujian memang...

kucoba menenangkan diri ... mencoba mempetakan apa yang mengganjal dalam pikiran... di mulai kesadaran atas bencana kemanusiaan yang terus terjadi di palestina tanpa pernah ada ujung pangkalnya.. terlebih kondisi secara umum di dunia Islam tetap menjadi berita yang menghebohkan.. mulai isu Islampobiah, diskriminasi, tuduhan yang tak benar, sampai penjajahan...  hatiku ku kian sakit.. menyadari bahwa tidak ada hal besar yang bisa kulakukan untuk berkontribusi agar di negeri2 Islam bisa merasakan damai.... menyadari bahwa negeri palestina dan kaum muslimin di dunia secara umum mengajarkanku tentang betapa hidup, Islam, dan kemerdekaanku sebagai individu hari ini adalah sebuah nikmat(alhamdulillah)  yang sangat besar dan mahal harganya sehingga membuatku malu karena sering kali lupa untuk mensyukurinya di negeri ku Indonesia...
selanjutnya kembali terpikirkan agenda-agenda dakwah yang di jalani... betapa samudara kekurangan yang selalu menghempaskan ku.. mulai dakwah sekolah harus membina ade2 yang remaja kian jauh dari Islam,terlebih diri ini juga yang harus di beri porsi besar untuk di bina... tak lupa dakwah kampus yang menjadi wasihlah dakwa kedepan.. ternyata belum banyak perubahan yang terjadi di kampus ku tercinta... hampir-hampir ku lupa buat keluarga sendiri, teman2.., termasuk masyarakat... oh.. masih serba kurang yang di lakukan....

yang ujung2nya kembali kepada diriku sendiri, kesimpulan.. tentang diri ku yang menjadi penyebab maslah kesemuanya itu.. di muali diri ku semakin lama aku semakin merasa betapa aku menjadi manusia yang bodoh..masih banyak hal yang tidak ku ketahui..ada bayak hal yang terjadi dan secuil tindakan yang memberikan solusi sangat kurang... masih banyak hal yang tidak mampu ku manfaatkan saat orang ‘merenge’ berharap melalui diri ku sarana hidayah itu datang.. aku tidak lagi sevokal dulu..tak lagi sesebangat yang dulu dalam menuntut ilmu syr’i.. tak lagi seberani atau percayaan diri yang sejak masa SMA mendominasi karakterQ ( oh...ya???).. Ibadah ku pun mulai menurun....







........................( DIAM )................................................................




...................................( HENING ).............................................




......................................( TERTUNDUK )...............................




NAMUN ADA SATU KEYAKINAN KU YANG SELAMA INI KUPEGANG
A...AKU...!!! AKAN MELEWATI SEMUANYA...............!!!
SELAMA KITA IKHLAS MENJALANI SEMUANYA ( INSYAALLAH)...
“YA..MUQOLLIBAL QULUB SABITQOLBIT ALA DINIKH”
“YA... ALLAH YANG MEMBOLAK BALIKAN HATI TETAPKAN LAH HATI KU DI ATAS AGAMA MU..”
...AMIEN...
walahualam

Thursday 23 June 2011

Mari Memikirkan Negeri Ini (1)







Ya... Akhi....,

mari duduk bermajelis sejenak untuk menyapa memori ku

mari rehat sesaat sambil menyelami negeri kita ini

Bukan karena so.. Tahu aku mengajakmu membahas yang mungkin di anggap kecil

tapi hal yang kau anggap kecil ini, besar bagiku

Ya... Akhi...., kutahu memang hidup ini memberikan terlalu banyak hal

Hingga pikiran kita semua pada akhirnya memilih untuk berkutat pada hal-hal yang menyangkut diri kita pribadi…

Namun mari kita memulainya dalam majelis ini walau pun sediiiiiikiiiiit saja...

Kita memulai kesadaran sebagai warga negara Indonesia, 

berusaha tetap bangga meski kadang itu sulit...!!!

..salah satunya dengan mulai memikirkan hal yang ‘mungkin’ menjadi masalah kecil atau besar di negara kita ini..

Kita bicara tentang kebenaran negeri ini

namun aku terlalu malu menyebut 'kebenaran'

Aku enggan berbicara tentang yang bersalah pula

karena aku harus menyapa kata "hukum"

Karena aku tahu kebohonganlah yang ku katakan saat berucap bahwa

"Indonesia adalah negara hukum" seperti yang tergoreskan dalam konstitusi negaraku
dalam dasar hukum negaraku

Sebut saja makna kebenaran bagimu

apakah ia sebuah makanan yang harus disembunyikan hingga membusuk

ataukah ia sebuah wacana untuk mendamaikan hati tanpa perlu realisasi

mungkin juga kebenaran adalah sikap kesatria yang telah punah ditelan masa







Aina Allah? (Antara Partai (Jamaah) dan Akidah Islam)


Pengantar : dalam renungan ku selama ini, ada hal yang mengganjal dalam dakwah kita selama ini, terkadang kita hanya menonjolkan segi fisik, yang nampak dan melihat dari segi jumlah saja, padahal lupa apa yang paling penting yaitu hati yang erat hubungannya tentang akidah....
Syukran jazakumullah khair kepada ikhwa... yang ana baca tulisanya ini, menjawab renungan ku selama ini. Semoga tulisan yang ana posting ini membuka hati2 kita akan kekeliruan dakwah kita selam ini....amien

DIMANA ALLAH..?
Oleh
Syaikh Abdul Malik bin Ahmad Ramadhani


Suatu ketika syaikh Muhammad Nashirudin Al-Albani rahimahullah pernah bertemu dengan salah seorang pemimpin partai Islam (dari Aljazair), Ali bin Hajj. Syaikh mengetahui sangat detail tentang kejadian yang terjadi pada mereka, dan telah sampai berita kepada beliau bahwa partai mereka mendapat dukungan jutaan pendukung. Diantara pertanyaan yang dilontarkan syaikh kepadanya yaitu yang saya nukil secara ringkas disini :


Syaikh Muhammad Nashirudin Al-Albani rahimahullah bertanya : "Apakah setiap orang yang bersamamu (yang mendukung partaimu) mengetahui bahwa Allah bersemayam di atas Arsy?

Setelah terjadi dialog, dimana Ali bin Hajj berupaya untuk lari dari pertanyaan syaikh Al-Albani, dan syaikh-pun berupaya untuk menutup jalan keluar dari pertanyaan diatas, dia menjawab pertanyaan beliau dengan mengatakan : "Kami berharap demikian."

Syaikh berkata kepadanya : "Tinggalkan jawabanmu yang bersifat politis ini!"

Lalu, diapun menjawab dengan tegas bahwasanya mereka tidak mengetahui hal itu. Maka, syaikh berkata : "Cukuplah bagiku jawabanmu ini!"

Prinsip Tasfiyyah (pemurnian) dan Tarbiyyah (mendidik) mengharuskan pertanyaan diatas yang merupakan barometer yang paling tepat. Dengannya akan diketahui hakekat berbagai dakwah/jama'ah-jama'ah pada zaman ini yang menyerukan jihad. Sebab, orang yang tidak mampu memurnikan akidah para pendukung dan pecintanya, tentu ketidak mampuannya akan lebih nampak pada pemurnian (buah dari aqidah tersebut), baik dalam akhlak, perilaku maupun dalam berbagai amal perbuatan mereka. Padahal diantara mereka (pendukungnya) ada orang yang membenci dan memeranginya, maka bagaimana mungkin ia dapat membina mereka sesudah itu? Sedangkan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

"Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." [Ar-Ra'd : 11]

Tuesday 21 June 2011

Penyesalan...

Pengantar : ana baru membaca kisah ini satu kali ana langsung terkesan (sedih....) luar biasa semoga kita mendapat limpahan hidayah dari kisah ini...amien


Dari Fahmi di Jawa Timur
Assalamu ‘alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Pendengar Nurani yang budiman
Penyesalan memang selalu datang terlambat pada kehidupan kita, dan penyesalan terkadang hanya memberi duka yang mendalam pada kita, disaat mengenang kembali sejarah silam yang menjadi penyebab penyesalan itu muncul..., demikan yang aku alami saat ini. Duka yang teramat mendalam itu kini masih mendera dalam lubuk hatiku yang paling dalam, saat menyadari bahwa saat ini aku tengah kembali menyendiri, setelah setahun silam orang yang sangat mengasihi aku, orang yang sangat peduli padaku telah dipanggil oleh Allah.
Pendengar Nurani yang budiman
Aku adalah seorang lelaki yang telah membina mahligai rumah tangga bersama seorang wanita sholehah sejak tahun 2004 silam, kuakui, memang pernikahan itu terjadi karena perjodohan yang diinginkan oleh Orang tua kami masing-masing, sebab orang tuaku dan orang tua maryam (Nama istriku,-samaran) adalah memiliki ikatan keluarga, meskipun ikatan itu tidak terlalu dekat, akan tetapi masa kecil mereka hingga dewasa dan menikahnya hampir selalu bersama (Ayahku dan ayahnya maryam berteman sejak kecil) sehingga kesepakatan untuk menjodohkan kami selaku anak-anaknya tak bisa dielakkan lagi. Jujur aku sendiri awalnya tidak begitu respek dengan perjodohan itu, dan ketidak respekan itu bukan tanpa alasan, betapa tidak, pertama usiaku dan maryam terpaut 4 tahun, saat menikah saat itu usia maryam memasuki 28 tahun sementara aku masih berusia 24 tahun. Yang kedua maryam memiliki latar belakang pemahaman agama yang sangat kuat, sementara aku mengenal islam hanya dari kulitnya saja (Islam KTP). Maka dari perbedaan itulah membuat aku jadi tidak respek dengan rencana perjodohan itu, sementara kudengar dari beberapa teman kampusku yang mengenal organisasi dimana maryam bernaung, katanya hampir semua bahkan mungkin semua wanita seperti maryam yang taat dalam memegang syariat islam serta menggunakan cadar memiliki impian bisa menikah dengan lelaki  yang memiliki ketaatan yang sama seperti mereka, lelaki sholeh, berjenggot dengan celana diatas mata kaki. Dan aku sendiri yakin saat perjodohan itu direncanakan, ada sejuta protes dihati maryam menyadari bahwa lelaki seperti akulah yang dijodohkan dengannya, tetapi kondisilah yang tidak membuatnya sanggup untuk melawan keinginan orang tuanya, apalagi aku juga sangat mengenal watak orang tua maryam yang keras. Begitulah.., tak pernah terlintas dalam benak kami berdua bahwa justru berbagai perbedaan itu menyatukan kami berdua dalam sebuah ikatan pernikahan yang suci, dan setuju atau tidak, ihlas atau tidak akhirnya tahun 2004 itulah awal kebersamaan kami menjalani biduk rumah tangga.

Sunday 19 June 2011

“Kutunggu Kau di Balik Hijab”


Pengantar :Beberapa bulan yang lalu ketika blog ku ini telah meramaikan dakwah dunia maya, ana kepergok dengan seorang ikhwa (dan beberapa ikhwa juga)di mesjid kampus memang beberapa hari ini udah jarang memang ke kampus selain karena udah semester 8 tidak kuliah lagi fokus skripsi juga ana sibuk dengan amana yang lain. Ikhwa yang ana kenal ini juga semester yang sama, telah membaca sebagian tulisan di blog ana ini. Kami pun berdiskusi lepas tentang masa-masa awal menginjakkan di kampus Islam terbesar di kawasan timur Indonesia ini. Hasil diskusi itu (serta tambahan tulisan2 dari para ikhwa n akhwat) pun ku persembahkan melalui tulisan ini.
***
Seusai shalat dzuhur di sebuah masjid dekat kampus, saya masih terpaku dalam hening cipta. Masih dalam keteduhan yang sedang saya nikmati sesaat itu, meski mata mulai menjalar ke sekeliling ruang dimana saya benar-benar merindukan suasana keteduhan yang jarang saya rasakan akhir ini. Dan mata ini kembali menatap lekat pada sebuah hijab (baca: pembatas shalat antara ikhwan dan akhwat) yang tepat di depan saya. Pada hijab itu, kembali mengusik segenap imaji pada sebuah bab dalam kehidupan saya. Perkenalan dengan dakwa ber manhaj ini.
Tidak ada salah berhenti sejenak
Bernostalgia masa lalu
Mengarungi samudra hikmah
Memberi semangat hati yang gundah
***
 Langkah cepat ku menembus lorong kampus Islam yang kucinta ini, tak bisa di hentikan. Entah semangat dari mana, aku begitu bergebu-gebu ingin mengikuti kajian hari ini. Sebenarnya bukan satu kali ini aku mengikuti kegiatan keIslaman, saya sudah pernah masuk di organisasi ekstra kampus seperti HMI, PMII, bahkan organisasi intra kampus seperti LDK kampusku, sampai ke-kiri-an bahkan ke-kanan-nan he..he...,

Thursday 16 June 2011

Rohis, ternyata...

Awalnya aku tidak tertarik masuk rohis. Yang kutahu rohis itu tempatnya para ustat ustaza siswa berkumpul. Siswa-siswi yang gak gaul, kuper, jadul, dan semua lebel-lebel yang aku tidak senangi. Sampailah aku ke SMAN 3 MKS, setelah lulus  aku mengikuti MOS (masa orientasi siswa, sewaktu itu masi ada). Aku pun di hadapkan pada kak senior panitia MOS yang tidak lain adalah pengurus OSIS. Ternyata ku selidik ternyata rata –rata anak OSIS yang ikut adalah anak rohis yang jauh dari yang kubayangkan. Semenjak itu aku penasaran maka aku pun ikut bergabung ke ROHIS. Di rohis SMAN 3 MKS yang bernama IKRAMAL memiliki kepanjangan Ikatan Kerukunan Remaja Mushallah Al Iqro.

Tuesday 14 June 2011

“Akhi..., Aku Ingin Mundur Dari Jalan Ini…”??!!!!

Pengantar : beberapa hari ini ana agak ketagihan copy tulisan para ikhwa n akhwat, hasilnya ana dapat merasakan nasehat2 yang luar biasa yang membakar semangat ana. Ini ada tulisan yang sangat berkesan ana punberfikir umtuk mempostingkannya di blog ana ini, agar para pembaca juga merasakan semangat juga. Ketika kita lagi futur, lagi dawn...dll(tetapi tetap harus sering2 ngaji nah..^ ^.)
 

Friday 10 June 2011

Hati Seorang Ayah

Pengantar : kembali ku buka foler data di komputer ku tampak tulisan2 ku yang ku kumpulkan ada asli dari tulisan sendiri ada juga dari internet, tulisan2 teman, ikhwa dan akhwat juga.. Ana terpaku membaca tulisan ini yang berjudul Hati Seoranng Ayah, ana membacanya sangat berkesan. Berhubung ana lagi tidak punya tulisan untuk di terbitkan di blog, ana pun copy tulisanya ke bolg ana ini. Selamat membaca...
Suatu ketika, ada seorang anak wanita bertanya kepada Ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat Ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya yang terbungkuk-bungkuk, disertai suara batuk-batuknya. Anak wanita itu bertanya pada ayahnya: Ayah mengapa wajah Ayah kian berkerut-merut dengan badan Ayah yang kian hari kian terbungkuk?" Demikian pertanyaannya, ketika Ayahnya sedang santai di beranda.

Ayahnya menjawab : "Sebab aku Laki-laki." Itulah jawaban Ayahnya. Anak wanita itu berguman : " Aku tidak mengerti." Dengan kerut-kening karena jawaban Ayahnya membuatnya tercenung rasa penasaran. Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak wanita itu, terus menepuk nepuk bahunya, kemudian Ayahnya mengatakan : "Anakku, kamu memang belum mengerti tentang Laki-laki." Demikian bisik Ayahnya, membuat anak wanita itu tambah kebingungan.



Wednesday 8 June 2011

Ketika aktivis jatuh cinta (nasehat buat kita semua)

Kalo kita ngomongin tentang cinta, maka segala kerumitan yang seolah-olah muncul di hadapan kita. Cinta dengan kesederhanaannya, ternyata mampu membawa implikasi serius bagi si pelakunya. Tentu untuk yang mampu membawa cinta tersebut dalam nuansa yang sakral dan halal, cinta akan menjadi sarana yang positif dalam rangka mendekatkan diri kepada sang Pemilik Cinta itu sendiri. Tapi, ketika cinta itu dirusak dan dihiasi oleh nafsu dan maksiat, maka bukan hanya dosa yang akan menjadi tanggung jawabnya, berbagai bahaya lain, baik berkaitan dengan agama, sosial, maupun psikologi si pelaku sendiri.
Lalu bagaimana jika ternyata yang jatuh cinta itu adalah para ikhwan dan akhwat, yang notabenenya merupakan kalangan yang dalam pandangan orang awam adalah orang-orang yang lebih paham tentang agama. Bahkan mereka kerapkali dijadikan standar kebaikan dan panutan dalam akhlak dan pemahaman agama.
peserta kegiatan LDK MPMdi Audiotorium UNHAS

Saya jadi ingat Seminar Islami 2006 yang pernah saya hadiri waktu SMA dulu di Baruga A.P.Pettarani UNHAS. Tema seminarnya memang cukup menarik sih..“Ketika Aktivis Jatuh Cinta”. Yang mengadakan juga dari para aktivis Islam yaitu LDK MPM UNHAS kerjasama Mushalla Istiqomah FMIPA UNHAS dan MDK Al- Firdaus FSUA. Seperti hendak menegur diri sendiri dan para aktivis Islam lainnya.
Kalo kita bicara idealnya, tentu bagi para ikhwan dan akhwat yang sedang jatuh cinta tersebut menjalin perasaan yang indah itu dalam ikatan bingkai pernikahan. Karena hanya itulah jalan terbaik untuk melabuhkan cinta. Dan saya rasa pun cukup banyak buku maupun tulisan yang menyajikan tata cara ideal menuju pelaminan.

Thursday 2 June 2011

Catatan Seorang Alumni SMAGA

Komitmen Dakwah Sekolah ‘pertemuan alumni antar sekolah beberapa waktu yang lalu’
Fiuh. . . .
Belum boleh aktif di dakwah kampus, masih harus aktif mengurus dakwah sekolah selama waktu yang belum di tentukan?

sekilas diary dakwah kampus…

Foto ini dokumentasi kegiatan SIC Angk.IV, di pake hal2 yang bermanfaat, bukan niat2 yang lain
Tak terasa, ternyata sudah 2 pekan lebih saya menulis blog ini. Kembali aku pijakan kaki ku di kampus Islam terbesar di kawasan timur Indonesia ini(UIN Alauddin Mks). Tak terasa sudah masuk semester akhir (baru nyadar). Banyak cerita dan kesan yang kutinggalkan disini termasuk cerita dakwah. Dan, alhamdulillah. Ana (Saya) bersama teman2 LDK Al Jami’ SIC (Super Islamic Camp) Angk. IV sudah didemisioner. Senang, tentu(fokus skripsi dan KKN). Namun sedih karena memang banyak kenangan yang akan ditinggalkan. Sedih. Betul2 sedih. Kenapa rasa cinta dan dekat itu baru timbul di hari perpisahan. Apakah ini yang dinamakan ukhuwah?? Cinta karena Allah??